Lihat ke Halaman Asli

7 Days Reverse, Repo Bukan Obat Mujarab Turunkan Bunga Kredit

Diperbarui: 3 Mei 2016   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Logo BI

Desakkan kepada Presiden Jokowi untuk menurunkan tingkat suku bunga di Indonesia menjadi single digit semakin menguat. Pasalnya beberapa negara di Asia telah menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya menjadi single digit.

Akibat tekanan tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan jajaran menteri ekonomi dan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga pinjamannya menjadi single digit. Respon yang dilakukan oleh BI adalah dengan mengeluarkan acuan mengenai suku bunga dengan 7-day Reverse Repo Rate.

Apa sih sebenarnya 7-day Reverse Repo Rate dan apa bedanya dengan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI)? Mari kita telaah satu persatu.

Selama ini ototitas moneter Indonesia menggunakan BI rate sebagai acuan untuk menetapkan suku bunga simpanan maupun pinjaman. Jika BI rate naik dari 6.50% menjadi 6.75%, maka bunga pinjaman simpanan di bank dan lembaga keuangan lainnya juga akan mengalami kenaikkan.

Yang perlu diingat adalah SBI yang dikeluarkan oleh BI memiliki tenor setahun. Artinya jika perbankan menaruh dananya di SBI untuk kurun waktu satu tahun, maka dana yang disimpan di SBI akan mangkrak selama setahun juga.

Sedangkan 7 Days Reverse Repo Rate adalah salah satu instrumen keuangan yang dimiliki oleh bank sentral untuk menyerap uang yang ada di masyarakat. Instrumen ini mirip dengan SBI, namun memiliki tenor hanya 7 hari saja.

Bank sentral optimis instrumen 7 Days Reverse Repo Rate mampu menekan tingkat suku bunga pinjaman. Optimisme bank sentral ini berdasarkan atas keberhhasilan 7 Days Reverse Repo Rate ini di beberapa negara eropa seperti di Jerman. Namun apakah 7 Days Reverse Repo Rate ini berhasil di Indonesia?

Menurut pelajaran ekonomi dasar menyebutkan, tingkat suku bunga akan dipengaruhi oleh supply and demand. Jika supply uang di pasar sedikit karena masuk ke SBI, maka demand akan mengalamim kenaikkan. Kenaikan ini tercermin di dalam tingginya tikat suku bunga di pasar.

Artinya jika pemerintah ingin menurunkan suku bunga di pasar, maka bank sentral harus menambah suplai uang di pasar. Salahsatu cara agar suplai uang di pasar banyak adalah dengan mengurangi outstanding uang yang diserap dalam SBI atau 7 Days Reverse Repo Rate. Bank Indonesia tak perlu menurunkan tingkat suku bunganya. Rata-rata jumlah uang yang disimpan di SBI mencapai Rp 300 hingga Rp 400 triliun.

Jika outstanding berkurang, maka uang yang biasa ditaruh bank di SBI atau 7 Days Reverse Repo Rate akan masuk ke dalam sistim keuangan. Dengan dana yang masuk ke dalam sistim keuangan makan suplai uang akan bertambah dan bisa membuat kredit pinjaman turun singel digit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline