Lihat ke Halaman Asli

PSP Watch

Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

HMSP - Udah Jatuh Masih juga Ketiban Tetangga

Diperbarui: 3 April 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang betul nasib HMSP, tarif cukai naik, menyebabkan total beban cukai naik 15%, sehingga profitabilitas HMSP menurun. Tahun 2020, Net Profit Margin (NPM) 9,3%, tahun 2021 turun menjadi 7,2%.  Meskipun hanya turun sekitar 2%, tetapi untuk perusahaan sebesar HMSP, penurunan 2% adalah penurunan yang signifikan, nilai penurunan laba bersih sebesar Rp. 1,44 triliun.  Penyebab utama penurunan NPM adalah kenaikan tarif cukai, sehingga kontribusi beban cukai terhadap Cost of good sold, naik, dari 69% pada tahun 2020, menjadi 72% pada tahun 2021.


Ternyata Pemerintah masih kurang puas terhadap kenaikan pendapatan dari tarif cukai, HMSP Kembali dihajar oleh "tetangga-nya cukai", yaitu "pajak-pajak" yang setelah dihitung langsung oleh kantor pajak (lihat CLK 15 d), HMSP masih harus membayar tambahan pajak tahun 2021 sebesar = 4,76 triliun -- 933,4 miliar = Rp. 3,83 triliun.


Beruntung HMSP adalah wajib pajak yang baik, "meskipun nasibnya sudah jatuh, masih juga ketiban tetangga", sehingga meskipun hasil hitungan kantor pajak masih disengketakan oleh HMSP di pengadilan pajak, HMSP tetap setia membayar tunai atas pajak yang dihitung menurut kantor pajak sekitar Rp. 3,83 triliun tersebut.


Itu sebabnya pada laporan arus kas total pajak yang dibayar pada tahun 2021, mengalami peningkatan yang signifikan, jika pada tahun 2020, jumlah pajak yang dibayarkan sebesar Rp. 2,95 triliun, pada tahun 2021 jumlah pajak yang dibayarkan naik menjadi Rp. 6,34 triliun. Atas pembayaran pajak-pajak tersebut dicatat sebagai asset lain-lain (CLK 15 D). Semoga HMSP sukses di Pengadilan Pajak, jika GATOT maka Rp. 4,76 triliun menjadi potensi kerugian masa depan.


Beruntung ini adalah Indonesia, walaupun sedang kemalangan masih saja selalu bisa bilang "untung", untung berikutnya adalah bahwa managmen HMSP bekerja sangat baik, sehingga dijaman susah karena covid dan perang, HMSP sukses menurunkan jumlah piutang dagang, dan juga menurunkan jumlah persediaan. Dan juga berhasil mendapatkan kepercayaan lebih daripada vendor, sehingga utang dagang naik. Dan sangat berhasil merayu IBU Mentri, agar dapat utangan pita cukai, sehingga utang cukai juga ikutan naik.


Dari tambahan utangan cukai, HMSP sukses mendapatkan pendanaan gratis-bunga sebesar Rp. 2,02 triliun, hitungannya sebagai berikut:
Total persediaan = Rp. 17,78 triliun. Diketahui bahwa kontribusi cukai sebesar 72% dari total COGS, sehingga nilai cukai dari total persediaan sebesar = 72% X 17,78 triliun = Rp. 12,81 triliun. Dengan demikian jika HMSP belum membayar (terutang) cukai sebesar Rp. 12,81 triliun adalah wajar-wajar saja, sebab rokoknya belum laku terjual, masih dalam bentuk persediaan barang dagangan.


Tetapi faktanya, total utang cukai aktual mencapai Rp. 14,84 triliun, bukan Rp. 12,81 triliun. Yang artinya terdapat bagian atas cukai rokok yang sudah dijual, tetapi cukainya belum dibayarkan oleh HMSP sebesar = 14,84 triliun -- 12,81 triliun = Rp. 2,02 triliun. Padahal rokok tersebut telah dijual lunas oleh emiten, akibatnya karena uang cukai belum dibayarkan, menyebabkan saldo kas emiten juga ikutan bertambah sebesar = 17,84 triliun -- 15,8 triliun = Rp. 2,04 triliun.


Dengan kinerja managmen yang baik, meskipun terjadi penurunan laba, sangat mungkin, HMSP Kembali sanggup membayarkan dividend dengan ratio DPR = 100%. Semoga terhibur diri.

Sumber Laporan Keuangan tahun 2021 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/HMSP/Signed%20FS%20HM%20Sampoerna%201221.pdf 

sumber foto : https://stockbit.com/#/IPOhunter2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline