Lihat ke Halaman Asli

Dokter Andri Psikiater

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Cerita Jujur Saat Saya Divaksinasi Sinovac

Diperbarui: 1 Februari 2021   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Saya mau cerita sedikit tentang apa yang saya alami saat pertama kali saya melakukan vaksinasi Sinovac saya pertama dua minggu yang lalu. 

Jadi ceritanya saya ini awalnya belum terdaftar karena sampai 7 hari sebelum vaksin saya masih belum mendapatkan konfirmasi SMS. Saat saya mengecek NIK saya sendiri juga ternyata tidak termasuk. Saya bingung juga apakah fasilitas kesehatan tempat saya bekerja tidak mendaftarkan saya atau memang ada kesalahan di sistem pendaftaran. 

Akhirnya tiga hari menjelang vaksin pertama saya mendapatkan SMS bahwa saya sudah termasuk dalam penerima vaksin Sinovac pertama. Saya diminta untuk mendaftarkan ulang kembali di website Peduli Lindungi untuk mendapatkan tiket vaksin. 

Namun saat saya berupaya masuk ke sana saya berkali-kali gagal. Apa yang saya alami ini juga terjadi pada teman-teman saya yang lainnya. Mereka mengatakan ada beberapa kali yang mengulang sampai lebih dari 10 kali dan akhirnya mendapatkan tiket itu. 

Saya sudah lebih dari 10 kali mencoba termasuk lewat aplikasinya namun juga belum bisa dilakukan. Akhirnya saya dibantu oleh direktur medis tempat saya bekerja yang akhirnya bisa membantu saya mendapatkan tiket. Tiket itu berupa barcode yang berisi waktu pelaksanaan vaksinasi dan tempat saya divaksinasi. 

Saat itu tidak ada jadwal vaksinasi tanggal 15 Januari 2021 di Tangerang Selatan dan akhirnya saya menunggu sampai Senin 18 Januari 2021 untuk divaksin pertama kali di RS OMNI Alam Sutera tempat saya bekerja. 

Tekanan Darah Saya Naik Menjelang Divaksin!

Saya memang memiliki riwayat tekanan darah tinggi di keluarga. Saya sendiri sekitar 7 tahun yang lalu selama lebih dari 2 tahun memakan obat anti hipertensi karena tekanan darah saya yang berkisar di 150/100. Saat itu berat badan saya memang mencapai 76 kg dengan tinggi 163 cm saja. 

Saya akhirnya berhasil menurunkan berat badan saya dengan berlatih. Muaythai sampai 65.5 kg di Agustus 2015. Penurunan berat badan, olahraha yang teratur, ditambah pengendalian stres yang baik dan khususnya dengan pola tidur saya yang semakin teratur 7-8 jam sehari membuat tekanan darah saya kembali normal di 120/80 mmHg dan akhirnya saya tidak memakan obat secara rutin lagi sejak 2 tahun belakangan ini. 

Namun saat saya hendak divaksin saat di pemeriksaan tekanan darah, tekanan darah saya sempat mencapai 145/95 mmHg. Batasan normal untuk bisa divaksin adalah di bawah 140/90 mmHg. Saya menyadari hal ini karena saya terlalu "exciting" dengan vaksin ini. 

Saya sendiri melakukan live di Instagram saya IG: @andripsikosomatik dan bersama marketing Rumah Sakit membuat tanya jawab live saat acara vaksin berlangsung (saat ditensi saya stop sementara IG LIve-nya karena khawatir nanti tensinya tidak turun-turun hehe). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline