Pasien yang sering saya temui di dalam praktek keseharian memang lebih banyak adalah pasien dengan gejala psikosomatik. Mereka lebih sering mengeluhkan gejala fisik namun seringkali tidak didasari oleh adanya kelainan fisik.
Berbagai pemeriksaan telah dilakukan namun hasilnya tidak ada yang mendukung gejala fisik yang dikeluhkan. Saat seperti ini biasanya membuat pasien bingung kemana lagi akan mencari jawaban agar diri dan hidupnya kembali normal.
Masalah psikosomatik sebenarnya memang dikaitkan dengan gangguan kejiwaan. Dalam berbagai literatur sering dikatakan bahwa keluhan fisik yang tidak ada dasarnya (keluhan somatik ; lebih dikenal awam sebagai keluhan psikosomatik) sering terjadi pada pasien depresi dan cemas.
Saya sudah sering menjelaskan masalah psikosomatik terkait penanganan terapi dengan obat dan psikoterapi. Kali ini saya akan membahasnya dari sisi pendekatan spiritual.
Pendekatan Spiritual Pada Pasien Psikosomatik
Banyak orang menyamakan pendekatan spiritual dengan pendekatan agama, walaupun sebenarnya pendekatan tersebut berbeda. Saya dalam konteks tulisan ini tidak membahas perbedaannya namun akan lebih menekankan pada pembahasan spiritual.
Pasien yang mengalami penyakit fisik memang banyak yang beralih ke pendekatan agama dan spiritual ketika mengetahui penyakitnya berlangsung lama (kronis) dan mulai kehilangan harapan.
Beberapa faktor yang berpengaruh kepada pasien yang mencari pendekatan spiritual adalah penyakit yang tidak pasti, adanya ketakutan, nyeri yang bersifat lama dan mengalami gangguan fungsi sehari-hari, merasa kehilangan kontrol dan merasa putus asa serta tidak ada harapan sembuh.
Gangguan psikosomatik termasuk dalam kondisi yang gangguan yang dianggap pasien tidak pasti, berlangsung lama dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Dalam praktek saya sendiri sehari-hari menerima kenyataan ini dan sering kali mengatakan kepada pasien bahwa kondisi psikosomatik sebenarnya bisa dijelaskan namun memang kondisinya sedikit berbeda dengan gangguan fisik pada penyakit medis pada umumnya. Edukasi yang baik kepada pasien biasanya akan membuat pasien lebih memahami gangguannya dan sering kali membuat pasien bisa menerima.