Lihat ke Halaman Asli

Dokter Andri Psikiater

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

"Malingering" atau Berpura-pura Sakit Bukan Sebuah Gangguan Jiwa

Diperbarui: 19 April 2022   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Malingering tidak dianggap sebagai gangguan jiwa. Buku Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau DSM-5 edisi terakhir terbitan American Psychiatric Association menyatakan malingering menerima kode V sebagai salah satu kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian klinis. Motivasi untuk malingering biasanya bersifat eksternal misalnya menghindari tugas militer atau pekerjaan, mendapatkan kompensasi finansial, menghindari tuntutan pidana, atau mendapatkan obat-obatan terlarang.

Jadi malingering adalah perilaku yang disengaja untuk tujuan eksternal yang diketahui. Ini tidak dianggap sebagai bentuk gangguan jiwa atau psikopatologi, meski bisa terjadi dalam konteks gangguan jiwa lainnya.

Latar Belakang

Menurut DSM-5, malingering harus dicurigai dengan adanya kombinasi dari hal-hal berikut ini:

  1. Masalah medikolegal (misalnya seorang pengacara merujuk pasien, seorang pasien mencari kompensasi karena cedera).
  2. Perbedaan yang ditandai antara gejala yang dikeluhkan dan temuan objektif.
  3. Kurangnya kerjasama selama evaluasi dan dalam mematuhi perlakuan yang ditentukan.
  4. Adanya gangguan kepribadian antisosial.

Malingering sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian antisosial dan ciri kepribadian histrionik. Pengamatan langsung yang berkepanjangan dapat mengungkapkan bukti berkelit karena sulit bagi orang yang berkomplot terkait malingering untuk menjaga konsistensi dengan klaim palsu atau berlebihan untuk waktu yang lama. Orang yang sedang berpura-pura biasanya tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana harus bersikap dalam menjaga kelainan pura-pura itu agar tampak benar-benar sakit.

Wawancara dan pemeriksaan yang berkepanjangan terhadap seseorang yang dicurigai adanya kelainan malingering dapat menyebabkan kelelahan dan mengurangi kemampuan orang yang sedang malingering untuk mempertahankan tipuan tersebut. Urutan pertanyaan yang cepat akan meningkatkan kemungkinan tanggapan yang kontradiktif atau tidak konsisten.

Misalnya pada orang yang melakukan kelainan psikotik, dia sering membesar-besarkan halusinasi dan delusi tapi tidak bisa meniru gangguan proses pemikiran formal. Mereka biasanya tidak dapat berpura-pura meniru afek tumpul khas pasien psikotik dan ganguan berpikir konkret. Mereka sering menganggap bahwa amnesia dan disorientasi adalah ciri psikosis.

Gambaran Keluhan, Pemeriksaan Fisik dan Mental

Orang malingering biasanya keluhannya berlebihan dan tidak sesuai dengan yang biasanya dikeluhkan pasien pada umumnya. Mereka juga sering kali menyatakan ketidaksetujuan jika dianggap keluhannya tersebut tidak sesuai anatomis fisiologis yang dipahami dalam dunia kedokteran. Jika diberikan obat pun terkadang orang yang malingering menunjukkan respon yang tidak sesuai. 

Pada Pemeriksaan Status Kejiwaan bisa dijumpai :

  1.  Sikap pasien terhadap dokter pemeriksaan seringkali tidak jelas atau mengelak.
  2.  Suasana hati mungkin mudah tersinggung atau bermusuhan.
  3.  Isi pikir ditandai dengan sibuk merujuk terus menerus atau "keasyikan" dengan penyakit yang diklaim atau cedera.

Meskipun neuroimaging tidak dapat digunakan untuk penilaian diagnostik, subjek yang diinstruksikan untuk melakukan dengan sengaja pada tes kognitif seolah-olah mereka menderita cedera otak akibat gangguan memori, menunjukkan aktivasi yang lebih besar pada korteks prefrontal superior dan medial saat berpura-pura cedera dibandingkan dengan kinerja optimal. Pola spasial mengisyaratkan bahwa otak yang melakukan malingering harus berusaha lebih keras untuk mengingat jawaban yang benar dan untuk menekannya. Ini tentunya harus dikonfirmasi oleh dokter saraf dan dokter radiologi yang kompeten.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline