Lihat ke Halaman Asli

Dokter Andri Psikiater

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Pendekatan Psikiatrik Kasus Nyeri

Diperbarui: 12 Desember 2015   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 

Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Jakarta

Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera,Serpong, Banten

Definisi nyeri yang diberikan oleh International Association for the Study of Pain telah memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana nyeri dipandang dalam praktek sehari-hari. Definisi nyeri yang dikemukakan oleh IASP adalah "an unpleasant sensation and an emotional experience associated with a real or potential damage to tissue, or the equivalent of such damage". Dalam definisi ini nyeri tidak selalu digambarkan sebagai suatu masalah yang bersifat fisik yang ditandai dengan adanya kerusakan jaringan tetapi juga secara psikologis yang berkaitan dengan faktor emosional. Definisi ini juga memberikan gambaran bahwa nyeri juga dikaitkan dengan sesuatu yang setara dengan adanya kerusakan jaringan. IASP dalam hal ini lebih menekankan aspek penderitaan dari nyeri yang merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman. (Marazitti et al, 2006)

Dokter dalam praktek sehari-hari mengenal istilah nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik dan nyeri non-neuropatik non-inflamasi. Untuk kategori yang terakhir, nyeri psikogenik adalah yang sering dihubungkan dengan hal ini. Nyeri psikogenik adalah gangguan nyeri yang dihubungkan dengan faktor psikologis (WebMD, 2015). Istilah ini sebenarnya bukan termasuk dalam diagnosis klinis yang baku. Kondisi nyeri psikogenik digunakan untuk menggambarkan gangguan nyeri yang berhubungan dengan faktor-faktor psikologis. Nyeri dapat dipengaruhi oleh kepercayaan yang salah, ketakutan dan perasaan atau emosi yang kuat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan, meningkatkan dan memperparah nyeri (Cleveland Clinic,2013). Istilah nyeri psikogenik biasanya dikaitkan dengan masalah psikologis. Gangguan cemas dan gangguan depresi sering dihubungkan dengan nyeri psikogenik.

Diagnosis Terkait Nyeri dalam Ilmu Psikiatri

Diagnosis Nyeri dalam manual diagnostik gangguan jiwa mulai muncul di DSM II yang dimasukkan ke dalam kategori gangguan psikofisiologis. Istilah Nyeri Psikogenik mulai muncul dalam DSM III dan DSM III-R. Istilah ini kemudian diganti dengan istilah yang lebih luas yaitu Gangguan Nyeri (Pain Disoder) di dalam DSM IV dan DSM IV-TR.  

Dalam diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ 3 terdapat diagnosis gangguan nyeri sebagai bagian dari gangguan somatoform yaitu  F. 45.4 . GANGGUAN NYERI YANG MENETAP.

Beberapa kriteria yang termasuk dalam gejala diagnosis Gangguan Nyeri menurut PPDGJ 3 :                                          

  1. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis
  2. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
  3. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.
  4. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
  5. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Sementara dalam kriteria diagnostik menurut DSM 5 yang baru dikeluarkan di tahun 2013 yang lalu, diagnosis gangguan somatoform sudah tidak ada lagi dan diganti dengan diagnosis Somatic Symptoms Disorder and Its Related Disorder. Gangguan nyeri yang dulu termasuk dalam gangguan somatoform juga mengalami perubahan. Jika dulu gangguan nyeri di dalam DSM-IV-TR dibagi menjadi gangguan nyeri karena kondisi medis umum, gangguan nyeri karena faktor psikologis dan gangguan nyeri akibat keduanya, maka di dalam DSM 5 Gangguan nyeri dimasukkan ke dalam kriterian Somatic Symptoms Disorder dengan predominan nyeri. 

Walaupun demikian perlu diingat dalam banyak kriteria diagnosis gangguan jiwa, nyeri sebagai salah satu gejala sangat sering diungkapkan pasien terutama pasien yang mengalami gangguan depresi dan gangguan cemas. Sehingga nyeri yang dikatakan sebagai nyeri psikogenik atau nyeri yang dikaitkan dengan faktor-faktor psikologis memiliki arti yang cukup luas di bidang psikiatri apalagi dengan kenyataan sekarang bahwa hampir semua masalah terkait nyeri berkaitan dengan faktor psikologis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline