[caption id="attachment_167772" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption]
Oleh : dr.Andri,SpKJ
Psikiater
Baru saja hari ini (1/2/2012) pelaku kasus tabrakan maut Afriyani menjalani tes kesehatan jiwa. Kabarnya Afriyani diminta untuk melakukan tes kesehatan jiwa dengan mengisi soal sebanyak 500an pertanyaan. Sebagai seorang psikiater tentunya saya kemudian berpikir bahwa mungkin tes yang dimaksud adalah tes MMPI yang merupakan singkatan dari Minnesota Multiphasic Personality Inventory. Pemeriksaan kesehatan jiwa jenis ini pernah juga dilakukan kepada calon presiden dan wakilnya di tahun 2009. Saya masih ingat benar komentar Pak Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa beliau menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam untuk mengisi MMPI, sedangkan Pak Wiranto berkomentar bahwa rasanya di antara mereka berdua tidak ada yang mengalami sakit jiwa.
Tentunya banyak masyarakat yang bertanya, apa tes MMPI itu dan bagaimana bisa menjadi acuan seorang dokter ahli kedokteran jiwa untuk menilai kesehatan jiwa seseorang. Lalu, apakah hanya untuk membedakan orang yang sakit jiwa dengan yang tidak? Dalam artikel ini, saya akan sedikit menjelaskan tentang apa tes MMPI itu. Apa itu tes MMPI ? MMPI singkatan dari Minnesota Multiphasic Personality Inventor, adalah suatu tes kepribadian yang paling banyak digunakan di belahan dunia.Tes ini merupakan hasil kolaborasi dari seorang psikolog dan psikiater bernama Starke R Hathaway PhD dan Dr JC McKinley, yang keduanya berasal dari Universitas Minnesota. Kegunaan tes ini secara umum adalah untuk mengidentifikasikan kepribadian dan gejala psikopatologi (gangguan kesehatan jiwa) yang ada pada orang yang dites. Tes ini merupakan alat bantu dokter ahli psikiatri yang paling banyak digunakan, terutama di Indonesia.Tes ini tidak sama dengan tes IQ ataupun tes bakat dan kemampuan yang biasa digunakan rekan psikolog.Dengan begitu,apa yang dinilai dan keluaran hasilnya pun bukan seperti tes psikologi. Tes MMPI seperti yang telah disebutkan di atas merupakan tes yang digunakan sebagai alat untuk menilai, atau lebih tepatnya memprediksikan kepribadian dan gejala psikopatologi yang mungkin terdapat pada seseorang. Tes ini bukan untuk menentukan salah atau benarnya seseorang mengisi pertanyaan yang biasanya diwakili dengan jawaban setuju ataupun tidak setuju, melainkan lebih merupakan interpretasi peningkatan relatif nilai faktor-faktor di dalam skala terhadap berbagai populasi normal yang telah diteliti. Kegunaan Tes MMPI Tes ini bukan hanya mempunyai kegunaan untuk melihat adanya gangguan jiwa ataupun gejala psikopatologi pada seseorang. Karena sudah barang tentu, kondisi demikian dapat dikenali seorang psikiater dengan pemeriksaan dan wawancara psikiatrik. Tes MMPI lebih merupakan suatu alat bantu yang dapat melihat berbagai macam faktor dalam kepribadian seseorang. Tes ini bisa digunakan dalam seleksi masuk karyawan di suatu perusahaan karena kemampuan tes ini untuk memprediksi kepribadian seseorang. Tes MMPI ini dapat melihat apakah seseorang ini mempunyai kematangan ego yang baik, kemampuan untuk menahan emosi dan dominansinya di dalam kehidupan sosial. Tes ini dapat memperlihatkan kepada si analis kecenderungan adanya gejala- gejala psikopatologi yang dapat muncul bila seseorang mengalami tekanan dalam pekerjaannya. Hal-hal yang dapat dinilai dalam tes ini antara lain gejala depresi, kepercayaan terhadap orang lain, kecurigaan dan sensitivitas, skizofrenia, hypochondriacs, kecemasan, keragu-raguan,dan pikiran obsesif. Untuk penggunaan di kalangan pelajar, tes ini dapat memprediksikankecenderungan adanya perilaku berbahaya, seperti penggunaan zat seperti alkohol dan kecenderungan kebergantungan terhadap sesuatu zat. Selain itu masih banyak lagi kegunaan tes MMPI ini sehingga penggunaannya sangat diperlukan pada kondisi-kondisi yang memerlukan objektivitas yang tinggi. Satu hal yang cukup istimewa dalam tes MMPI ini adalah bahwa penilaiannya dilakukan secara komputerisasi sehingga mengurangi subjektivitas dari pemeriksa. Keuntungan lain pula bahwa tes ini bisa mengetahui apakah orang yang mengisi tes ini berbohong, berpura-pura baik/buruk atau berlebihan menanggapi pertanyaanpertanyaan di dalam tes. Kemampuan Berhadapan Dengan Sidang Setelah mengetahui sekilas apa tes MMPI itu,semoga pembaca sekalian dapat mulai mengerti tentang manfaat tes MMPI ini dalam menilai status kesehatan jiwa seseorang. Kondisi sehat jiwa tentunya bukan hanya berarti tidak mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa pun dalam konteks saat ini selalu diartikan sempit sebagai kondisi pasien gangguan jiwa berat seperti skizofrenia alias gila. Permasalahan yang berhubungan dengan saudari Afriyani sebenarnya lebih kepada bagaimana Afriyani mampu berhadapan dengan tuntutan hukum yang telah ditujukan padanya. Walaupun dalam buku teks kedokteran jiwa, penggunaan zat seperti narkotika dapat menyebabkan gangguan kejiwaan tapi saya yakin bahwa tes kesehatan jiwa MMPI ini dilakukan bukan untuk mencari diagnosis gangguan kejiwaan. Diagnosis gangguan jiwa pasien bisa apapun tetapi yang paling penting adalah apakah ia mampu dihadapkan dalam persidangan. Dalam beberapa kasus terdahulu yang melibatkan pelaku yang diduga mengalami gangguan kejiwaan, hakim perlu melihat dengan bantuan ahli (dalam hal ini dokter jiwa/psikiater forensik) apakah saat melakukan perbuatannya pelaku mengerti akan akibat konsekuensi perbuatannya. Apakah perbuatannya itu bisa dipertanggungjawabkan kepadanya. (lihat pasal 44 KUHP "Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana" )Diagnosis gangguan jiwa tidak serta merta membebaskan si pelaku dari hukuman, karena kalau demikian maka artinya orang dengan gangguan jiwa ringan seperti insomnia pun bisa bebas dari hukuman karena dalam pedoman diagnosis gangguan jiwa insomnia alias tidak bisa tidur pun termasuk gangguan kejiwaaan. Jadi mari kita lihat saja bagaimana penyidik dan penegak hukum lainnya nanti menggunakan hasil tes kesehatan jiwa MMPI yang telah dilakukan kepada saudari Afriyani. Kita berharap yang terbaik yang akan terjadi sehubungan dengan kasus ini. Salam Sehat Jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H