[caption id="attachment_151210" align="aligncenter" width="585" caption="Ilustrasi"][/caption] Oleh : Dr.Andri,SpKJ Siapa yang tidak kenal dengan permainan "Angry Birds" yang awalnya populer di kalangan pengguna IPad ? Hanya dalam beberapa waktu saja permainan ini telah diunduh hampir lebih dari 100 juta orang (sumber tidak resmi dari Wikipedia Bahasa Indonesia). Tua dan muda senang bermain ini. Topik permainan adalah upaya beberapa burung untuk mengambil telur yang diambil babi-babi yang dilindungi oleh bangunan yang dalam permainan itu harus dihancurkan. Burung dalam permainan ini sayangnya juga tidak bisa terbang seperti burung pada biasanya, tetapi harus dibantu dengan katapel agar mampu menuju babi yang dilindungi dalam struktur bangunan yang demikian rupa setiap tingkatan mainnya. Sejak pertama kali mendengar nama permainan ini dan melihat keponakan saya begitu hebohnya bermain saya kemudian bertanya-tanya tentang kata yang digunakan sebagai nama permainan. Maklum sebagai seorang psikiater saya mengenal istilah "strong words" atau kata-kata yang bermakna atau berkonotasi "kurang baik" atau "kurang halus" dan biasanya dihindarkan saat pembicaraan dengan pasien ketika sesi psikoterapi. Salah satu kata itu adalah Marah atau dalam bahasa inggrisnya adalah Angry. Marah Yang harusnya dihindari Kalau melihat lebih jauh lagi tentang cara bermain dan tujuan permainan dari Angry Birds, banyak kata-kata yang dikata bermakna kurang baik atau halus. Kata itu misalnya "vengeance" yang artinya kurang lebih "balas dendam". Mungkin jika yang bermainnya adalah orang dewasa tidak menjadi masalah. Tetapi kalau yang mainnya anak-anak dengan pemahaman akan kata-kata yang masih kurang maka ini bisa menjadi lain. [caption id="attachment_151211" align="alignleft" width="300" caption="Balas Dendam Buat Si Babi (gambar diunduh via Google) "][/caption] Orang dewasa disarankan untuk tidak menggunakan kata-kata yang bermakna kasar, porno, dan jahat di depan anak-anaknya. Otak anak yang masih seperti layaknya "sponge" mampu menyerap segala informasi bahasa baru yang diucapkan oleh orang-orang terdekatnya. Kata-kata berkonotasi kasar dan kurang baik seperti "marah" juga salah satunya. Begitupun dalam memberikan permainan kepada anak. Seharusnya permainan lebih cenderung untuk meningkatkan kemampuan kreatifitasnya dan bukan menambah pengertian tentang sesuatu yang negatif. Penggunaan kata-kata seperti balas dendam, marah, murka, adalah sesuatu yang dirasa kurang pas baik secara harafiah kata ataupun secara kontekstual dalam hal ini ide permainan yang diberikan kepada anak. Hal ini karena berhubungan dengan kondisi kejiwaan anak. Hal-hal negatif seharusnya perlu dihindarkan dari iklim lingkungan anak, baik yang bersifat materi dan non-material. Saya berharap anak didampingi ketika bermain game yang lebih mengumbar kata-kata keras dan ide-ide permusuhan atau kemarahan. Berikan kepada mereka gambaran yang baik tentang apa yang sedang mereka lakukan. Bila memang masih bisa dihindari, ada baiknya tidak memberikan permainan dengan tema kekerasan, kemarahan dan hal yang erat kaitannya dengan itu. Salam Sehat Jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H