Lihat ke Halaman Asli

Dokter Andri Psikiater

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Saya Suka Obat Generik

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292218235938826201

Belakangan ini pemerintah kembali menggalakan pemakaian obat generik kepada pasien dan dokter sebagai penyedia layanan kesehatan. Banyak promosi yang dilakukan, yang paling kentara adalah menekankan bahwa obat generik sama khasiatnya dengan obat generik bermerk dan obat paten. Walaupun saya sendiri tidak terlalu percaya kalau obat generik sama dengan obat paten kandungan dan bahan pembuatnya, tapi soal khasiat saya cukup percaya dengan obat generik. Masalah kandungan dan bahan pembuat memang tiap obat bisa berbeda-beda walaupun kandungan aktifnya s [caption id="attachment_79756" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] ama. Dalam ilmu kedokteran bahan pembuat dan bahan pembawa bisa mempunyai peranan yang sedikit banyak berbeda walaupun kandungan aktifnya sama. Jadi kalau ada dokter atau pasien yang bilang kurang mempan jika makan obat generik, hal itu bisa saja terjadi. Ambil contoh, walaupun sama-sama dari terigu, bakwan jagung dari terigu A bisa beda rasanya dengan terigu B. Tentunya ini contoh yang menggampangkan. Namun pada dasarnya sama saja dengan obat. Kalau saya pribadi mungkin karena sejak menjadi dokter tidak membiasakan diri dengan obat-obat paten dan bermerk, makanya rasanya makan obat generik ya sama saja. Sampai saat ini jika keluarga mengalami kondisi sakit pun sebisa mungkin saya akan pakai obat generik. Antibiotik, anti radang, obat alergi, obat batuk pilek dll sebisa mungkin saya pake generik.Bahkan obat penenang yang kadang saya berikan juga untuk membantu orang tua saya tidur pun adalah produk generik.Apotek langganan saya sendiri sudah ingat kalau saya datang pasti minta obat generik dulu, mereka tidak pernah menawarkan obat paten atau generik bermerk kecuali memang sudah tidak ada. Soal khasiat selama ini keluarga saya tidak pernah mengeluh sulit baik dengan obat yang saya berikan. Mungkin ini dikarenakan kita tidak terbiasa makan obat paten atau obat generik bermerk. Bila memang obat itu adanya dalam bentuk yang paten maka kita akan membelinya juga, namun selama masih ada obat generiknya saya akan pakai obat generik. Sayangnya dalam praktek saya sehari-hari sebagai dokter, obat generik untuk pasien dengan kondisi psikosomatik tidak banyak yang bisa diresepkan obat generik. Selama ini yang saya ketahui baru obat antipsikotik Risperidone dan beberapa obat golongan benzodiazepin seperti alprazolam, clobazam dan diazepam yang ada dalam bentuk generik dan harganya jauh berbeda dengan obat patennya. Golongan obat antidepresan yang lama juga ada dalam bentuk generik, namun data terbaru mengatakan bahwa penggunaan obat antidepresan terbaru golongan SSRI seperti Sertraline dan Escitalopram lebih disarankan. Hanya saja walaupun ada generiknya, obat Sertraline harga generiknya tidak beda jauh dengan harga generik bermerk-nya. Jadi sebenarnya kalau memang anda membiasakan diri anda dengan penggunaan obat generik, rasanya tidak akan berbeda jauh khasiatnya. Ingat pula ada semacam efek plasebo yang perlu kita ketahui. Jangan heran ada pasien yang baru bertemu dokternya tanpa makan obat pun atau makan obat hanya vitamin saja pun bisa sembuh. Kalau saya suka obat generik karena MURAH dan menurut saya khasiatnya baik, jangan lupa saya PERCAYA Obat Generik baik, ini rasanya yang paling penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline