Lihat ke Halaman Asli

Dokter Andri Psikiater

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Sulit Tidur (Lagi)

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat menulis artikel ini, saya baru saja menangani pasien dengan kesulitan tidur. Seorang wanita usia 51 tahun yang sudah sebulan ini sulit memulai tidur. Sebulan yang lalu pernah ke dokter spesialis saraf namun tidak mengalami perbaikan dan merasa pagi harinya malah menjadi mengantuk setelah makan obat malamnya. Pasien merasa tidak ada perasaan cemas dan depresi namun mengatakan memang sejak usia 40an sudah mulai sering sulit tidur.

Faktor Usia

Tidur memang sesuatu yang harusnya normal terjadi. Kondisi ini membuat kita berisitirahat dan sangat baik untuk memperbaiki sel-sel tubuh agar menjadi segar kembali. Salah satu zat di dalam tubuh yang berhubungan dengan tidur adalah hormon melatonin. Melatonin berguna untuk menciptakan keadaan mengantuk dan suasana relaks. Pada sata normal, melatonin mulai meningkat kadarnya di dalam darah setelah jam 6 sore dan mulai mencapai puncak pada pukul 9 malam.

Pada orang usia lanjut, kadar melatonin ini seringkali berkurang sehingga menimbulkan gangguan tidur dan kesulitan mempertahankan tidur. Selain itu kondisi fisik orang lanjut usia juga membuat dirinya menjadi sulit tidur, apalagi bila ditambah adanya kondisi medis yang sedang sakit.Secara umum pun kebutuhan tidur lanjut usia mulai berkurang. Yang awalnya 8 jam sehari menjadi hanya 5-4 jam saja sehari.

Pengobatan

Beberapa waktu yang lalu saya pernah mempresentasikan tentang penanganan kasus insomnia di kalangan dokter umum. Kebiasaan kebanyakan dokter adalah langsung memberikan obat tidur golongan benzodiazepine alias penenang yang biasanya mempunyai berbagai macam merek (Alprazolam, xanax, alganax, zypraz, ativan, clobazam, esilgan, lexotan). Sebenarnya pemberian ini dapat ditunda dulu dengan memberikan obat golongan non-benzodiazepine seperti zolpidem (merk dagang zolmia, stilnox) atau obat yang menyerupai melatonin seperti ramelteon (merk dagang rozerem).Hal ini untuk mencegah ngantuk di pagi hari dan risiko ketergantungan lama.

Obat golongan benzodiazepin bisa diberikan kepada pasien jika memang kondisi tidurnya sudah sedemikian sulit atau pengobatan sebelumnya dengan golongan obat non-benzodiaziapin tidak berhasil. Pemberiannya pun seharusnya dengan ketat dan dalam pengawasan dokter psikiatri. Selain itu pemakaian yang intermitten atau jarang-jarang dan kalau perlu saja disarankan pada pemakaian obat golongan ini.

jadi jika anda sulit tidur, jangan buru-buru ingin makan obat penenang. Biasakanlah untuk memulai dari golongan obat yang paling ringan, dengan dosis yang pas dan jangan mengobati diri sendiri sehingga membeli obat-obat penenang karena petunjuk teman atau saudara. Konsulkan dengan psikiater karena banyak sekali kondisi sulit tidur merupakan kondisi gangguan jiwa yang lebih berat seperti kecemasan, depresi dan skizofrenia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline