Oleh Gilang Permana_2221220040
Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak hanya mempelajari bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah, namun juga di lapas. Di lapas, psikologi pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas kehidupan para narapidana.
Dalam psikologi pendidikan, konsep yang terkait dengan lapas adalah bagaimana mengembangkan program pendidikan yang efektif untuk para tahanan. Hal ini penting untuk membantu mereka mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah mengembangkan program pendidikan yang menekankan pembentukan karakter dan pengembangan kemampuan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan keterampilan narapidana adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman. Lingkungan ini harus memiliki fasilitas yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar yang bersih dan nyaman. Selain itu, tenaga pendidik di lapas juga harus terlatih dan berkompeten dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada para narapidana agar terus bersemangat dalam belajar.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul pada narapidana, psikologi pendidikan di lapas juga harus dapat memberikan intervensi yang tepat. Misalnya dengan mengadakan terapi atau konseling bagi narapidana yang mengalami gangguan mental atau masalah sosial. Dengan demikian, para narapidana akan merasa nyaman dan aman untuk membuka diri dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Selain itu, psikologi pendidikan juga harus dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar setiap individu dan memberikan program pendidikan yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap kemampuan dan minat belajar setiap narapidana.
Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut, dapat menguatkan karakter para warga binaan yang ada di Lembaga pemasyarakatan. Dikutip dari jurnal Fikri Tanzil & Laksmi Evasufi (2022), bahwa program pendidikan kesetaraan pada satuan kegiatan pendidikan di lapas secara garis besar perlu untuk memperhatikan prinsip kesejahteraan yang menawarkan pelayanan kesehatan jiwa dan gangguan perilaku dengan tujuan memperbaiki dan memperkuat karakteristik yang dimiliki oleh para warga binaan.
Pendidikan karakter di lapas merupakan salah satu upaya untuk membentuk individu yang memiliki sikap dan perilaku yang positif. Dalam proses pendidikan karakter, para tahanan diharapkan dapat memahami nilai-nilai kebaikan dan etika sosial. Pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teori saja, akan tetapi diberikan juga secara praktis melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membantu para tahanan untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kehadiran psikologi pendidikan di lapas dapat membantu para tahanan untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi selama menjalani hukuman di lapas. Psikolog pendidikan dapat bekerja secara individu maupun kelompok untuk membantu tahanan meningkatkan kemampuan sosial, emosional, dan kognitif mereka, serta membantu mereka untuk mengatasi rasa stress, depresi, dan sakit mental sebagai akibat dari penahanan. Psikolog pendidikan juga dapat bekerja sama dengan petugas lapas dan personel lainnya untuk mengembangkan program-program pendidikan dan rehabilitasi yang efektif untuk tahanan. Salah satu program pendidikan karakter yang dapat ditemukan di lapas adalah program rehabilitasi. Program ini bertujuan untuk membantu para tahanan untuk kembali menjadi bagian dari masyarakat, dengan cara membantu mereka untuk memperoleh kembali kemampuan yang mereka miliki sebelum masuk ke lapas. Dengan demikian, para tahanan dapat memiliki keterampilan serta karakter yang kuat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial setelah keluar dari lapas.
Referensi
Mutaqin, M. F. T., & Fajari, L. E. W. . (2022). The Importance of Subjective Well-Being and Character Strength for Equality Education at the Prison. International Journal of Asian Education, 3(2), 154--159. https://doi.org/10.46966/ijae.v3i2.289
Mutaqim, M.F.T., Haila,H., Sudadio. (2022). Rasa Syukur Dalam Keterbatasan: Sebuah Makna Warga Belajar Pendidikan Nonformal di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah. 7(2), 173--181. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/E-Plus/article/view/17629