Lihat ke Halaman Asli

Supriyadi

Penjual Kopi

Deklarasi Jaringan Aktivis Pro Demokrasi Surabaya

Diperbarui: 15 Januari 2019   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana deklarasi ProDem Surabaya, Minggu, 13 Januarai 2019. Foto : Emil Misbach

Jaringan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Surabaya mendeklarasikan diri. Hal itu dilakukan setelah satu tahun lalu, tepatnya Minggu 11 Februari 2018, ProDem Jawa Timur melakukan penyusunan organisasi.

Deklarasi yang berlangsung di Resto Mr Pawon Jalan Banyu Urip 227 Surabaya, Ahad, 13 Januari 2019 tersebut. Sekaligus merupakan ajang pertemuan kalangan aktifis di Surabaya di era reformasi 1998 yang dikenal pelawan rezim Orde Baru.

Ketua Panitia deklarasi ProDem Surabaya Antonius Sri Wibowo mengatakan, deklarasi ProDem Surabaya dilakukan bukan bermaksud ikutan euphoria hiruk-pikuk tahun politik, yang kebetulan sedang ramai di tahun ini.  Tetapi lanjut Wowok, panggilan Antonius Sri Wibowo, deklarasi ini dilangsungkan karena masih ada pekerjaan rumah yang ditinggalkan kawan-kawan aktifis.

"Makanya setelah deklarasi ini akan segera diselesaiakan tanggung jawab yang kita tinggalkan itu. Sebagai organisasi kerakyatan, tentu akan menjadi beban kami. Jika persoalan rakyat yang selama ini pernah kami dampingi atau advokasi berhenti tidak pernah kita sentuh, " kata Wowok.

Menurut Wowok,  bagi ProDem Surabaya jika kerja-kerja kerakyatan itu tidak segera terselesaikan, beban moral bagi aktifis ProDem tidk mneutup kemungkinan akan dinggat masyarakat.

"Pastinya masyarakat akan memandang sisi negatif. Oleh sebab itu segera kami akan memberikan advise kepada warga yang selama ini kita dampingi belum tertuntaskan, " lanjuta Wowok.

Misalkan, sebut Wowok, banyak pendampingan pesoalan warga di Surabaya ini oleh kawan-kawan aktifis ketika rezim Orde Baru belum tuntas hingga kini akan didata untuk ditindak-lanjuti.

Sebagai pengingat, jaringan aktifis ProDem yang menggelar deklarasi pada Minggu itu adalah aktifis Surabaya dari Arek Pro Reformasi dan Arek-arek Suraboyo Pro Reformasi (APR/ASPR), Sekretariat Bersama Konsolidasi Demokrasi, yang lebih dikenal Sekber.

Terdapat juga Kelompok Belajar Sosialis (KBS), Penghuni Kantin ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya), serta kalangan aktifis mahasiswa lain di kantong-kantong kampus di Surabaya, seperti Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Putra Bangsa (UPB), meski perguruan ini sudah bubar, dan Akademi Wartawan Surabaya (AWS) kini Stikoas AWS.

"Nah kerja-kerja itu dulu kita lakukan. Untuk melawan rezim otoriter Orde Baru yang kerap melakukan kesewenang-wenangan terhadap rakyat. Di situ ada kami para aktifis berada, terutama persoalan perampasan hak atas tanah. Kita kerap mengadvokasi, " ucap Wowok.

Sementara itu Ketua ProDem Surabaya Rukyat Rahmawan, setelah terpilih melalui deklarasi tersebut mengatakan, ProDem bukan bagian dari kontestan politik mana pun yang saat ini sedang berlaga meraih simpati masyarakat di tahun politik 2019 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline