Lihat ke Halaman Asli

Prycilia Grace Nicole Suoth

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Massa dan Digital

Menarik Perhatian Pembaca dengan Konten Multimedia

Diperbarui: 24 Februari 2021   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi fenakistoskop, Sumber: timetoast.com

Salam, Kompasianers!

Setelah hiatus selama beberapa waktu, saya kembali akan menuliskan mengenai topik-topik seputar dunia ilmu komunikasi.

Kali ini, saya akan membahas mengenai sebuah hal yang mesti pernah Anda dengarkan atau baca sebelumnya, yaitu multimedia.

Untuk memahami multimedia, saya akan menggunakan referensi dari sebuah penelitian oleh Dr. David Campbellberjudul Visual Storytelling in the Age of Post-Industrialist Journalism.

Secara sederhana, multimedia memiliki definisi sebagai penggabungan gambar atau foto, audio, grafik, dan teks untuk menghasilkan sebuah cerita.

Namun, makna multimedia secara khusus sifatnya adalah kontekstual. Multimedia dapat dimaknai dengan banyak versi, tergantung dengan konteks yang digunakan.

Sebagai contoh, dalam photojournalismatau jurnalisme foto, multimedia dilihat sebagai kombinasi gambar atau foto, captionatau deskripsi singkat, audio, video, infografis, dan lain-lain.

Dalam sejarah media, sebelum adanya teknologi cetak foto, foto atau gambar ditampilkan kepada audiens dengan menggunakan teknologi seperti salah satunya adalah phenakitiscope.

Phenakitiscopeadalah sebuah alat animasi yang digunakan sekitar tahun 1830, terbuat dari cakram kertas berisi bingkai.

Ketika diputar dengan kecepatan tertentu, alat ini akan menimbulkan efek animasi, sehingga gambar statis terlihat seolah bergerak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline