Persepsi merupakan tolak ukur tindakan dan ucapan seseorang. Bila persepsi seseorang baik, maka ucapan maupun tindakannya akan positif. Baik itu persepsi yang berhubungan dengan oranglain, pekerjaan, dan hal-hal yang dihadapinya. Begitu juga sebaliknya.
Apabila persepsi seseorang buruk, maka tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan prilaku seseorang juga akan negatif. Misalnya, ketika kita ditegur sama oranglain, kalo kita punya persepsi bahwa orang itu peduli, maka kita akan nanggapinnya dengan baik, kan ?
Nah, tapi kalo persepsi kita menuduh orang itu negur karena dia nggk suka, ya kita akan nanggapinnya dengan buruk. Simpelnya seperti itu. Pembentukan persepsi, ternyata melalui beberapa proses yang sebenarnya familiar, namun masih banyak diantara kita yang masih memerlukan penguatan terhadap pemahaman yang telah mereka peroleh sebelumnya terkait persepsi.
Itulah tujuan penulis berbagi tulisan yang berkaitan persepsi. Harapannya, semoga tulisan ini bisa membantu untuk menguatkan pemahaman temen-temen atau siapapun yang membaca tulisan ini terkait persepsi, pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang, serta proses terbentuknya persepsi yang meliputi atensi dan sensasi.
Dalam proses pembentukan persepsi, terdapat istilah atensi (perhatian) dan sensasi. Atensi merupakan bagian dari aktivitas mental yaitu pemrosesan informasi tertentu yang hadir secara bersamaan dengan banyak informasi lainnya dalam satu waktu. Contohnya, ketika kita di kelas mendengarkan penjelasan dosen dan di samping kanan teman kita sedang main game, di depan makan, di samping kiri tidur dalam waktu yang bersamaan. Lalu, bagian otak yang bertugas dalam pemusatan perhatian yakni anterior dan posterior yang terdapat dalam parietal lobe bertugas untuk fokus terhadap satu info rmask atau stimulus saja. Fokus ke penjelasan dosen aja misalnya.Selain anterior dan posterior, panca indera, motorik, dan visual juga berperan penting dalam atensi.
Karena, faktor-faktor yang mempengaruhi atensi yaitu harapan, stimulus (rangsangan) dan nilai-nilai. Arti harapan di sini yaitu, penerima informasi berharap untuk memperoleh informasi lebih. Nah, pemerolehan informasi berhubungan erat dengan aktivitas melihat, mendengar, dan merasakan.
kemudian, faktor kedua yaitu stimulus. Stimulus bisa berupa benda yang menonjol dan menarik perhatian. Selain itu, bisa juga ucapan yang mengesankan atau sebaliknya. Faktor ketiga yaitu nilai. Biasanya, fokus perhatian seseorang lebih sering ke hal-hal yang dianggap penting dan bisa memberikan pengaruh buat dia.
Menurut Groover sebagaimana yang dilansi dalam Wikipedia.com atensi terbagi menjadi 5 jenis, yaitu atensi selektif, atensi terfokus, atensi terbagi, atensi yang terus-menerus dan kurang perhatian.
Atensi selektif seringkali terjadi ketika anterior dan posterior dalam parietal lobe yang dihadapkan dengan beberapa informasi dalam satu waktu. Sehingga, penerima informasi bertugas untuk fokus banyak pada salah satu informasi saja. Atensi terfokus yaitu ketika seseorang dihadapkan dengan beberapa informasi yang memerlukan tindakan eksekusi dalam waktu yang bersamaan juga. Namun, bedanya yaitu tergetnya bisa fokus terhadap semua informasi. Hanya saja memerlukan jangka waktu sampai informasi sebelumnya benar-benar dipahami. Atensi terbagi ini terjadi ketika penerima informasi yang terdapat di dalam otak berusaha fokus dan mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu (multitasking). Atensi yang terus-menerus artinya bagian otak yang berperan untuk menerima informasi harus selalu memantau informasi yang telah diperoleh. Contohnya, untuk mengantisipasi melulakan materi pelajaran yang dibahas satu Minggu yang lalu maka harus sering diulang-ulang atau dipelajari lagi. Terakhir, kurang perhatian seringkali terjadi karena penerima informasi dalam otak kita sedang tidak konsentrasi yang biasanya disebabkan oleh rasa bosan dan lelah.Nah, setelah atensi kita sudab bisa fokus terhadap satu objek kemudian berlanjut ke sensasi.
Sensasi, bisa diartikan sebagai proses penerimaan informasi yang dilakukan panca indera. Selain itu, Menurut Benyamin B Wilman (1973, dalam Rahmat, 1994) sensasi merupakan pengalaman elementer yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, maupun koseptual. Sama halnya dengan atensi. Sensasi juga tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas panca indera. Sensasi dibagi berdasarkan fungsi masing-masing panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap, dan penciuman.