Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Nol

Diperbarui: 3 Januari 2020   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Nol.

Untukmu, yang tak lagi telanjang, para sampah Taman Eden!
*
Angkasa luka hijau membiru. Pada angka satu, langit berpancang rupa. Aku dan kau, bisa jadi seribu Arjuna? Alih-alih pandita, yang pantas mati belaka.
*
Hati yang murka, menyembur dari sana api sekental darah! Tamasya merah mentah. Tanya saja si hebat Astika.
*
Mual, muak dan merekah! Bersuci dalam air tawa, memikul pelita di dalam gua. Sendiri, sepi dan sunyi.
*
Berakhir pada kelindan renjana. Pria sepele yang kecanduan masturbasi; pada malam-malam yang tak utuh lagi.
*
Luruh, sampai nafsu kering menjadi debu.
Kau bukan apa, hanya deret angka nol; Mengalirkan amis darah, dari tepi langit Kurusetra.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline