Lihat ke Halaman Asli

Sepenggal Cerita Saat Diskusi ICMI di UPI

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tringat pd saat diskusi ICMI di UPI, wktu itu s'org bpak2 mngajukan prtanyaan dan juga hrapan.a kpd ICMI untuk mnyejahtrakan profesi guru,, kta beliau sbtul.a pmrintah indonesia trmsuk DEPAG itu tdk pintar slah satu.a dlm mnerjmaahkan ayat al-qur'an "allah akn mngangkat derjat orang yg ber-ilmu".

Kata si bapa itu masa gaji s'org guru lbih rendah dari gaji s'org WTS, bayangkan saja se'org WTS bsa mlayani 10 org pria s'hari dg byaran mnimal 50 ribu, kalau dlam sbulan minimal.a ia bkerja slama 20 hri mka sbulan ia dpat 10 juta,. coba bndingan dg gaji s'org guru apalagi msih s'org honorer..

Perjalananpun brlanjut di bus mnunju pulang yg kbetulan si bapak itu numpang bus kami. di bus kita ngobrol masalah hukuman penebangan pohon, dia brkata bahwa "saya itu tdak stuju jk penebang pohon itu di hukum penjara",, ptugas kpolisian dan yg mmbuat aturan itu sbtul,y tdk bsa "berhitung". coba kita hitung dari satu pohon ajja. dia bertanya pada saya, "apa yg bsa di manfaatkan dri pohon?" saya dan beberapa temanpun mnjawabnya "mnghsilkan oksigen", "menyerap air", dll.

Coba kita ambil satu aja, menghasilkan oksigen misalnya. "anda tau berapa liter oksigen yang dihasilkan sebuah pohon seharinya?" saya-pun diam saja krn tdak tau, "jangankan anda s'org profeson ahli-pun prnah saya tanya tp mreka tdak tau, hanya skedar bilang ada hitungannya" ujar dia.

Coba "anda tau berapa harga s'liter oksigen?, kalau tdak tau coba anda tanya ke rumah sakit" tanya dia lagi. sayapun sdikit terkejut krn blum pernah kepikiran sampe kesana. nah itu kata dia "jadi org yang menebang pohon dihukum penjara sebetul.a tidak menghasilkan sesuatu" ujarnya. "saya lebih stuju org yng menebang pohon itu di suruh menannam pohon tiap hari" "benar gak?" dia bertanya.

Lalu karena dia sudah sampe ke tempat dia harus turun, maka obrolan-pun terhenti. padahal masih banyak yang ingin saya obrolkan dengan dia,,

Waktu itu saya duduk di dekat pintu tengah bus, dan kembali menikmati perjalanan indah dan berharga antara UPI menuju Cibiru, sambil kipas-kipasin sertifikat #da gerah atuh AC.a teu jalan.. heu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline