Lihat ke Halaman Asli

Tersenyumlah

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Asep Koswara

“Kadang kadang kebahagiaan membuat anda tersenyum

tetapi kadang-kadang senyum bisa membuat anda bahagia”

-Thich Nhat Hanh  (Aktivis Perdamaian Vietam)

Mustahil kiranya manusia di dunia ini yang tidak pernah tersenyum. Setiap hari, setiap jam bahkan mungkin setiap menit kita melakukan hal tersebut. Tersenyum pada teman, guru, rekan kerja, tetangga, bertemu orang di jalan atau bahkan tersenyum sendiri (asal jangan di tempat umum). Itu sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada umumnya Tersenyum sering dilakukan ketika kita mendapatkan kebahagiaan atau perasaan kita sedang dalam keadaan gembira. Meskipun pada kenyataannya tidak hanya ketika mendapatkan kebahagiaan saja kita tersenyum.

Menurut seorang ahli neurology bernama Paul Ekman (2010:270)  yang selama bertahun-tahun mempeajari tentang effek positive dan negative pada otak, mengatakan bahwa tersenyum itu ada dua macam; Felt smiles dan false smiles. Keduanya biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, namun mempunyai ciri dan manfaat yang berbeda tentunya.

Felts smiles atau biasa disebut dengan senyum spontan merupakan proses tersenyum tanpa ada paksaan. Ini biasanya terjadi secara refleks atas respon terhadap suatu hal atau keadaan yang menyenangkan sehingga kita melakukan senyuman dengan ikhlas, bahkan tak disadari. Pada saat felt smiles bagian otak yang bekerja adalah bagian motorik, yang kemudian melepaskan zat-zat kimia yaituenefalin dan endorfin. Enefalin berperan sebagai obat penghilang nyeri sedangkan endofrin berpungsi seperti morphin; yang membuat anda gembira. Effeknya akan membuat otot-otot wajah anda menjadi rileks, inilah apa yang sering orang bilang bahwa ‘senyum bisa membuat awet muda’.

Berbeda dengan felts smiles, false smile adalah proses tersenyum yang berawal dari keterpaksaan. Senyum jenis ini sering disebut senyum diplomat; lihat saja para diplomat apabila sedang bertemu atau bersalaman dengan para pejabat lainnya, terlihat kaku. Pada saat proses tersenyum ini bagian otak yang bekerja adalah premotorik, dan kemudian melepaskan zat stres yaitu enzim adrenalin dan cortisol. Adrenalin akan sedikit meningkat karena otak kita dipaksa untuk menyesuaikan kepalsuan-kepalsuan itu. Kemudian efeknya akan terlihat jelas yaitu otot otot wajah bukannya rileks namun akan terlihat tegang.

Dalam beberapa hal senyum palsu atau fate smiles ini tidak selamanya jelek, karena harus kita ketahui bahwa kegembiraan itu bersipat menular seperti virus. Namun apakah kita mudah terserang oleh virus senyum palsu itu? Saya rasa kalau senyuman palsu dari orang lain kita tidak akan mudah untuk terpengaruh. Namun coba ada lakukan senyuman palsu itu untuk diri sendiri; yaitu ketika anda dalam keadaan, sedih, tertekan dan banyak masalah. Maka anda akan mendapatkan perbedaan sebelum anda tersenyum dan ketika anda tersenyum (meski terpaksa). Saya pernah mempraktekan itu, sekarang giliran anda silahkan bisa anda coba, tapi tetap saran saya jangan dilakukan di tempat umum ya, nanti dikira. . .^_^

Menurut para ahli tersenyum jenis ini bisa digunakan sebagai therapi, yaitu biasa disebut facial biofeedback. Tiap senyuman tersebut memberikan efek positive bagi keadaan jiwa anda karena ketika tersenyum otak kita akan mengambil zat-zat yang tadi saya sebutkan dan kemudian memberikan pengaruh pada jiwa. Masalah dan kesedihanpun hilang dengan segera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline