Lihat ke Halaman Asli

Fenomena CoPas (Copy-Paste) yang Miris di Dunia Pendidikan

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagai peneliti  saya seorang yang memiliki keyakinan kalau Kampus adalah pabrik ilmu bukan pabrik sarjana. Oleh karena itu saya mendidik para mahasiswa untuk dapat membuat karya ilmiah yang baik.  Salah satunya saya menekankan mahasiswa untuk membuat sebuah makalah daripada ujian seperti biasa.

Tapi usaha saya tersebut terkhianati. Kemajuan teknologi tak hanya berbuah hal positif tp juga hal negatif. seperti fenomena CoPas contohnya. Hal tersebut diperburuk dengan budaya semakin banyak maka semakin baik. pendidikan kita mengajarkan maahsiswa untuk menulis sebanyak-banyaknya walau tak bermakna dan tidak berisi. masih ingatkah kita kalau membuat makalah maka kita diberi batasan minimal halaman ? atau minimal beberapa kata ? saya sendiri menjadi korban buruknya pendidkan tersebut.

tak heran, makalah mahasiswa sampai berhalaman-halaman sampai saya malas melihatnya. mungkin itu tujuan si mahasiswa, sampe membuat KO yang memeriksa :). dari segi isi memang banyak yang benar tapi juga banyak yang tidak nyambung dan aneh kalau dilihat secara keseluruhan. Parahnya lagi si mahasiswa ternyata gak ngerti apa yang dibuat dalam makalahnya.

Copas memang tidak ada salahnya  jika kita jadikan bahan untuk dianalisis. misalnya kita meng-CoPas  fenomena kenaikan inflasi dan pergerakan IHSG. lalu hasil CoPas tersebut dijadikan untuk bahan analisis seperti "kenaikan inflasi ternyata memepngaruhi pergerakan IHSG karena.....dst". atau juga dijadikan bagian untuk analisis. saya kira hal tersebut bisa dimaklumi asalkan memuat sumbernya.

Yang banyak terjadi malah fenomena CoPas "jahit menjahit". CoPas lalu di ikuti oleh CoPas dan ikuti oleh CopPs selanjutnya sampai  CoPas terakhir. akhirnya makalah tersebut seperti seperti pelangi, isi-nya CoPas sana sini :). Kondisi tersebut pastinya kontraproduktif dengan tujuan penugasan karya tulis.

Fenomena CoPas ini diperburuk oleh ketidakpedulian akan orang yang me-review atau menilai karya tulis tersebut ( mungkin satu pikiran dengan mahasiswa, makin banyak makin bagus :)). kenapa ? karena  karena mahasiswa lain yang tidak melakukan CoPas "jahit menjahit" akan terdorong untuk melakukan hal tersebut karena copas "jahit menjahit" ini jauh lebih mudah dilakukan. tak khayal, makanya fenomena CoPas telah menjadi kebiasaan umum pada mahasiswa bahkan pada skrpsi-pun fenomena CoPas "jahit menjahit" ini banyak ditemui.

Fenomna CoPas "jahit menjahit" ini merupakan musuh serius bagi dunia pendidikan. tak heran, kampus tetap menjadi pabrik sarjana bukan ilmu.

sekian mohon maaf jikalu ada kesalahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline