Lihat ke Halaman Asli

PromahadesaRowosari _2024

Progam Mahasiswa Berdesa Rowosari Kelompok 49 Universitas Jember

Dapat Respon Positif, Terobosan Tim Promahadesa Rowosari Diharapkan Terus Berlanjut dan Bersifat Jangka Panjang

Diperbarui: 17 Juli 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1/dokpri

2/dokpri

3/dokpri

Pada tanggal 05 Juli 2024 tepatnya hari Jumat, TIM PROMAHADESA Universitas Jember di Desa Rowosari memperkenalkan penggunaan limbah kulit durian sebagai bahan baku pembuatan sabun cuci piring dan pupuk organik cair (POC) dalam kegiatan sosialisasi kepada warga masyarakat desa Rowosari. Acara ini dihadiri oleh Bapak Sekretaris desa, Ketua PKK Dusun Pringpadhu, para ketua RT RW setempat, dan sejumlah warga yang dengan antusias yang sangat luar biasa. 

Inisiatif ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah kulit durian yang mengganggu lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari warga. Kepala Dusun Pringpadu Gardu Utara, Pak Kholid, mengatakan, "Kami sangat bersyukur dengan adanya pemanfaatan limbah kulit durian ini. Dari dulu tidak ada pemanfaatan seperti ini, baru kali ini kami melihat inovasi yang bermanfaat."

Antusiasme warga Desa Rowosari terhadap program ini cukup tinggi, mulai dari Kepala Dusun hingga masyarakat umum. Saat TIM PROMAHADESA menjelaskan tujuan mereka untuk desa tersebut, warga menerima dengan baik. Kepala Dusun, Pak Kholid, bahkan memberikan beberapa saran agar acara tidak mengecewakan, termasuk saran mengenai waktu dan tempat pelaksanaan. 

Begitu juga saat acara sosialisasi, di mana warga yang telah diberikan arahan oleh Kepala Dusun agar datang, menunjukkan antusiasme tinggi untuk mengikuti acara tersebut. Pada saat sesi tanya jawab, banyak warga yang bertanya baik tentang tujuan program maupun tentang produk yang disosialisasikan, sehingga acara kami berhasil dilakukan.

Sabun cuci piring yang terbuat dari kulit durian mendapat respon positif dari ibu-ibu di Desa Rowosari. Para ibu dapat memanfaatkan sabun ini untuk keperluan sehari-hari atau menjualnya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Di sisi lain, pupuk organik cair (POC) dari kulit durian menjadi solusi bagi para petani, khususnya bapak-bapak yang bertanggung jawab atas kesuburan tanaman. Dengan menggunakan pupuk ini, para petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman durian, alpukat, dan kopi yang menjadi komoditas utama desa, disamping pembuatannya mudah pupuk ini tentu sangat ramah lingkungan.

Kesuksesan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi program jangka panjang yang berkelanjutan. TIM PROMAHADESA Universitas Jember mengajak seluruh masyarakat Desa Rowosari untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam menciptakan solusi-solusi kreatif yang bermanfaat. 

Semangat kolaborasi antara mahasiswa dan warga desa ini menjadi contoh nyata bagaimana edukasi dan kreativitas dapat bersinergi dalam menciptakan solusi bagi permasalahan lokal. Dengan terobosan ini, Desa Rowosari tidak hanya berhasil mengatasi masalah limbah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warganya. TIM PROMAHADESA Universitas Jember berharap, langkah kecil yang dimulai dari desa ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan inovasi serupa, menuju Indonesia yang lebih bersih dan produktif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline