Judul Buku : Menalar Tuhan
Penulis : Franz Magnis Suseno
Penerbit : Kanisius
Tahun Terbit : 2006
Nama Mahasiswa : Salmawati Rumadan
Program Studi / Tahun : Doktor (Pascsarjana S3) Teologi Agama dan Kebangsaan / 2022
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Kampus : Universitas Kristen Indonesia Maluku
MENALAR TUHAN
FRAZ MAGNIS SUSENO
BAB 1
MENALAR TUHAN, UNTUK APA?
- MANUSIA YANG BERTANYA
- CAKRAWALA TAK TERBATAS
Ada dua kenyataan pada manusia yang tampaknya berlawanan dan membuatnya selalu ingin mengetahui lebih jauh titik pertama tentu hanya dengan tahu manusia dapat bertindak. Ia bertindak karena segala macam alasan, diantaranya yang paling dasar adalah bahwa ia mendorong memiliki kebutuhan-kebutuhannya jadi Apa yang dirasakan yang dibutuhkannya ya makan dan minum dan yang lain-lain kebutuhan jasmani tetapi juga kebutuhan akan manusia lain dan sebagainya untuk itu ia harus tahu Misalnya tahu dari mana ia memperoleh makanan atau bagaimana ibunya tetapi kedua khas bagi manusia adalah bahwa ia selalu mau tahu lebih jauh itu karena sifat manusia yang kedua manusia berwawasan tak terbatas.
Sekian banyak pertanyaan tentang Tuhan masih terbuka Sekian banyak yang bertanya diajukan oleh mereka yang di luar Iman karena itu para filsuf selalu menalar Tuhan termasuk para filsuf yang beragama justru mereka yang percaya kepada Tuhan merasa terangsang untuk menalar apa yang mereka Imani Mereka ingin percaya dengan seluruh kemanusiaan mereka dan itu termasuk Nalar pemikiran filsuf tentang Tuhan disebut filsafat ketuhanan seperti filsafat pada umumnya begitu juga filsafat ketuhanan merupakan sebuah ilmu melalui ilmu Manusia memastikan menata dan mengembangkan pengetahuannya secara objektif dan sistematis filsafat ketuhanan memikirkan apa yang berkaitan dengan Tuhan secara objektif dan sistematis.
2. Pertanyaan tentang Tuhan
Pertanyaan tentang Tuhan tidak datang dari udara kosong manusia sudah lama menyembah Tuhan dan berbagai bentuk filsafat di manapun tertarik untuk memikirkan Tuhan itu dari berbagai sudut tapi sekarang di awal 21 hal Tuhan lebih mendesak karena dari 300 tahun terakhir terjadi suatu perkembangan yang baru dalam sejarah umat manusia kepercayaan akan Tuhan bukan bagi barang tentu dengan mengisinya Fajar Budi masa pencerahan di abad ke-17 dan ke-18 filsafat menjadi kritis terhadap agama sesudah itu filsafat dan juga berbagai ilmuwan bahkan Menolak adanya Tuhan dan dalam abad ke-20 filsafat ketuhanan sendiri seakan-akan menghilangkan dari wacana filsafat filsafat abad ke-20 memikirkan manusia dan pengetahuannya bahasa manusia masyarakat dan hal budaya tetapi tidak banyak memikirkan tuan atau sekurangnya Tuhan tidak lagi menjadi objek utama diskusi filsafat Apa sebabnya kenyataannya itu kiranya akibat dua perkembangan yang tentu berkaitan dengan dialitis di satu pihak filsafat tidak meminimati Hal Tuhan lagi Sesudah melalui tahap atheisme banyak filsafat secara diam-diam sepakat bahwa filsafat tidak dapat bicara tentang Tuhan.