KLA SYSTEMS SDN BHD (secara sah dikenal sebagai FALCO). ialah perusahaan kepunyaan Malaysia yang berspesialisasi dalam bidang Kontrol Akses, Waktu & Kehadiran, dan faedah penting lainnya dari sektor Keamanan & Administrasi.
Kami merancang & mengembangkan sistem kontrol pintu rentang TCP IP (Alarm / Angkat / Alarm Kebakaran / Parkir Mobil / IO) menurut teknologi inovatif guna mengelola administrasi sistem ketenteraman dan fasilitas. Partner Falco Indonesia aktif di sekian banyak bidang industri pasar seperti: bandara, kereta api, transportasi, parkir, petrokimia, bangunan dan keamanan. Semua industri ini memerlukan solusi yang paling inovatif untuk mengisi tuntutan mereka yang menantang guna mengontrol akses kemudahan atau lokasi keamanan.
Sistem Falco ialah sistem manajemen ketenteraman terintegrasi IP & PoE utama guna kebutuhan ketenteraman perusahaan kita di perusahaan kecil sampai besar. Kesederhanaan dan antarmuka pemakai grafisnya yang intuitif bergabung bareng menjadikan Falco System sebagai sistem manajemen ketenteraman terintegrasi yang modern - tetapi mudah dipakai - terintegrasi.
Cloud native computing ialah pendekatan dalam pengembangan perangkat empuk yang memanfaatkan komputasi awan untuk membina dan menjalankan software yang skalabel dalam lingkungan canggih dan dinamis laksana publik, pribadi, dan awan hybrid. Teknologi laksana containers, layanan mikro, faedah tanpa server dan infrastruktur yang tidak bisa diubah, yang dipakai melalui kode deklaratif ialah elemen umum dari gaya arsitektur ini.
Teknik-teknik ini memungkinkan sistem yang digabungkan secara longgar yang tangguh, gampang dikelola, dan bisa diamati. Dikombinasikan dengan otomatisasi yang kuat. Seringkali, software cloud-asli di bina sebagai seperangkat layanan microser yang berlangsung dalam wadah Docker, dan dapat ditata dalam Kubernetes dan dikelola dan dipakai menggunakan alur kerja DevOps dan Git CI.
Falco, proyek ketenteraman runtime open source cloud-asli, ialah mesin pendeteksi ancaman Kubernetes defacto. Falco mendeteksi perilaku software yang tak tersangka dan peringatan mengenai ancaman ketika runtime. Falco dapat menjaga sistem cloud yang kita miliki. Falco dapat menciptakan aturan ketenteraman yang digerakkan oleh mesin yang kaya konteks dan luwes untuk menilai perilaku software yang tidak terduga.
Selanjutnya ialah micro services, bertolak belakang dengan monolith dalam arsitektur micro services proses software di untuk menjadi komponen kecil cocok dengan prosesnya sendiri, dan guna komunikasi antar proses seringkali menggunakan API (Application Programming Interface).
Hal ini bertujuan supaya aplikasi berlangsung lebih cepat dan aman, bayangkan saja andai di analogikan, anda mengadopsi konsep monolith berarti kita tidak mempedulikan 1 tukang bakso melayani puluhan pelanggan dalam satu masa-masa yang sama, sedangkan andai kita merealisasikan konsep micro services berarti kita menciptakan 1 tukang bakso memiliki 3 karyawan yang akan menolong pekerjaannya seperti membasuh piring, mengirimkan makanan dan pun melayani pembayaran, maka dari tersebut proses pembelian bakso menjadi lebih gampang dan cepat.
Untuk implementasinya sendiri untuk ketika ini relatif lebih gampang semenjak lahirnya konsep Container dan Orchestration, barangkali temen-temen pernah mendengar Docker. Yupp Docker adalah salah satu tools yang dapat menolong kita dalam merealisasikan konsep MicroServices tersebut sendiri.
Dev dan Ops yang berarti Developer dan Operation, adalah praktik yang melibatkan kolaborasi antara pengembang dengan IT operation dalam pengembangan sebuah aplikasi supaya proses build, test dan release lebih cepat dan efisien.
DevOps
Best practice dari pemakaian konsep DevOps ini ialah ketika kita sudah mengimplementasikan ke-6 urusan berikut yakni :