Lihat ke Halaman Asli

Yusuf L. Henuk

GURU BESAR di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) - TARUTUNG 22452 - Sumatera Utara, INDONESIA

Ekspedisi Sangga Ndolu Tahun 1729 ke Batavia di Pimpin Foeh Mbura

Diperbarui: 26 September 2015   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Yusuf L. Henuk dan Leonard Haning*)

 

1. Pengertian Ekspedisi

Tulisan dalam bab ini merupakan bagian terakhir dari buku kami: “Rote Mengajar Punya Cerita” yang telah kami terbitkan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Rote Ndao ke-13 pada tanggal 2 Juli 2015. Kata ekspedisi berasal/diturunkan dari kata Latin : “expeditious” menjadi kata Inggris: “expedite” ==> “expedition”: “yourney made for a purpose”, artinya ‘suatu perjalanan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan’. Pada kenyataannya, “Ekspedisi Sangga Ndolu” atau “Ekspedisi Mencari Kepintaran” telah dilaksanakan oleh Foeh Mbura dan rombongannya pada tahun 1729 dari Rote lalu terdampar di Pulau Pasir kemudian melanjutkan perjalanan menuju Batavia tiba pada tahun 1729 dengan tujuan untuk mencari atau mengusahakan kedamaian, kesejahteraan, dan pengetahuan bagi rakyat di Nusak Thi'e khususnya dan Rote Ndao pada umumnya. Setelah mereka selesai mengikuti pendidikan selama dua tahun di Batavia lalu mereka kembali ke Rote pada tahun 1732.

Sebaliknya, “Ekspedisi Sangga Mamanak” atau “Ekspedisi Mencari Tempat” telah dilaksanakan oleh Prof. Yusuf L. Henuk yang menjuluki dirinya: “Foeh Mbura Junior” bersama tim kecil dari tanggal 1 – 4 Juli 2015 keliling Rote Ndao dengan tujuan semata-mata untuk mencari tempat-tempat bersejarah di Rote Ndao yang hampir dilupakan oleh semua masyarakat Rote Ndao (http://www.kompasiana.com/prof_yusufhenuk/ekspedisi-sangga-mamanak-di-rote-ndao-empat-hari-menghebohkan-dunia_559a24120523bdb906a31131).

1.1. Foeh Mbura dan Ekspedisi Sangga Ndolu

Dalam sejarah Rote Ndao ada seorang pelaku sejarah yang namanya tercatat dan dikenal luas dalam masyarakat Rote Ndao. Beliau adalah Foeh Mbura alias Benyamin Mesah, salah seorang raja dari ke-19 kerajaan lokal/nusak di Rote Ndao bernama: Nusak Thi’e. Ayah Foeh Mbura, Mbura Mesah, adalah raja Rote pertama yang menjadi Kristen di tahun 1729, namun dia meninggal segera setelah pembaptisannya karena ada wabah cacar di Rote. Foeh Mbura kemudian menggantikan ayahnya. Raja Thi’e ini yang baru telah mencanangkan satu ide yang merupakan visinya dan terformulasi dalam suatu ungkapan yang bermakna (bahasa Rote), yaitu: ‘sangga ndolu sio ma tungga lela falu’. Sejarah mencatat, Foeh Mbura dan rombongannya pernah melakukan ekspedisi jarak jauh antara Rote lalu terdampar di Pulau Pasir dan akhirnya tiba Batavia (‘Olanda Matabi’) pada tahun 1729 untuk tujuan ‘sangga ndolu sio ma tungga lela falu’.

Adapun pengertian dari masing-masing kata dapat diuraikan demikian:

1. Sangga : Mencari

2. Ndolu `: (a) usaha untuk menciptakan damai; (b) damai; (c) orang yang diserahi tugas untuk membentuk atau membangun rumah (arsitek); dan (d) orang yang bijak

3. Sio : Sembilan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline