Lihat ke Halaman Asli

Problematika Kehidupan antara anak dan Orangtua

Diperbarui: 15 Oktober 2024   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@microsoft designer

Pendahuluan

Hubungan antara anak dan orangtua adalah fondasi penting dalam kehidupan keluarga. Keluarga sebagai lingkungan sosial pertama yang dihadapi individu, memainkan peran krusial dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Interaksi yang terjadi di dalam keluarga tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga menjadi sumber nilai-nilai dan norma yang akan membimbing anak sepanjang hidupnya. Melalui komunikasi yang hangat dan pengertian yang mendalam, orangtua dapat memberikan teladan yang baik serta menciptakan suasana yang aman bagi anak untuk berkembang.

Menurut Bailon dan Maglaya (1997), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga, terikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga tidak hanya terbatas pada hubungan biologis, tetapi juga mencakup hubungan yang dibentuk melalui perkawinan dan proses adopsi, menunjukkan bahwa keluarga bisa terdiri dari berbagai konfigurasi dan hubungan yang berbeda. Menurut Peter Gillis (1983), keluarga adalah suatu entitas yang kompleks dengan atribut tersebut, tetapi masing-masing terdiri dari beberapa komponen yang memiliki arti sebagai entitas yang berdiri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga terdiri dari berbagai komponen atau individu yang masing-masing memiliki peran dan fungsi penting dalam dinamika keluarga. Meskipun mereka merupakan bagian dari keseluruhan, setiap anggota keluarga juga memiliki identitas dan karakteristik yang unik.

Problematika kehidupan antara anak dan orangtua mencakup berbagai aspek, mulai dari kesenjangan generasi, perbedaan nilai dan pandangan hidup, hingga masalah komunikasi yang sering kali menjadi akar dari berbagai konflik. Di era digital ini, penggunaan teknologi dan media sosial juga telah menambah dimensi baru dalam dinamika hubungan keluarga. Orangtua, yang tumbuh dalam generasi yang berbeda, seringkali menghadapi kesulitan dalam memahami dan beradaptasi dengan perubahan cepat yang dialami oleh anak-anak mereka. Di sisi lain, anak-anak mungkin merasa tertekan oleh ekspektasi dan standar yang ditetapkan oleh orangtua mereka, terutama dalam hal prestasi akademis dan karier.

Masalah-masalah seperti kurangnya waktu berkualitas bersama keluarga, perbedaan pendapat tentang kebebasan dan tanggung jawab, serta tekanan finansial, juga turut berkontribusi dalam menciptakan ketegangan dalam hubungan anak dan orangtua. Memahami dan mengatasi problematika ini menjadi sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam keluarga. Diperlukan upaya dari kedua belah pihak untuk meningkatkan komunikasi, membangun empati, dan mencari solusi bersama.

Perbedaan Perspektif dan Generasi 

Perbedaan perspektif dan generasi antara anak dan orang tua dalam problematika kehidupan adalah fenomena yang umum terjadi di masyarakat. Setiap generasi memiliki pengalaman hidup yang unik dan berbeda. Orang tua telah melewati era yang berbeda dari anak, mulai dari teknologi, politik, hingga budaya. Oleh karena itu, mereka memiliki cara berpikir dan pandangan hidup yang berbeda. Orang tua cenderung mempertahankan nilai-nilai tradisional, seperti norma sosial dan ekspektasi sosial, yang kadang-kadang tidak selaras dengan preferensi individuilistik anak muda.

Konteks sosial dan teknologi yang berbeda juga mempengaruhi perspektif generasi, misalnya, anak muda lebih familiar dengan teknologi digital dan media sosial, sedangkan orang tua masih bergantung pada cara berkomunikasi tradisional. Setiap generasi dibentuk oleh masa dan latar belakang yang berbeda. Hal ini membuat mereka memiliki sikap, cara pandang, cara berpikir, dan cara komunikasi yang berbeda. Perbedaan generasi  adalah  yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara generasi yang berbeda. Hal ini tidak hanya terlihat dalam aspek teknologi dan budaya, tetapi juga dalam aspek psikososial dan emosi.

Menurut Karl Mannheim, perbedaan generasi tidak hanya terletak pada interval waktu kelahiran, tetapi lebih pada kecepatan perubahan sosial. Menurut Mannheim, generasi yang lebih muda memiliki pengalaman dan respons yang berbeda terhadap perubahan sosial yang cepat, terutama di masa krisis. Ini menyebabkan generasi yang lebih tua bisa kebingungan menghadapi perubahan tersebut, dan relasi antara tua dan muda harus terjadi secara dialektik untuk saling memahami. Perbedaan persepsi dan preferensi antara generasi juga dipengaruhi oleh dinamika perubahan budaya dan nilai-nilai di lingkungan keluarga.

Anak muda cenderung memiliki preferensi yang lebih individualistik, terbuka pada perubahan, dan mengikuti tren dan budaya sementara orang tua lebih mempertahankan nilai-nilai tradisional dan hidup yang lebih konservatif. Faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman, interaksi, dan toleransi juga memperlebar kesenjangan antara generasi. Perbedaan perspektif dan generasi antara anak dan orang tua dapat menimbulkan konflik dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam pemilihan karier dan gaya hidup. Banyak orang tua mengutamakan pekerjaan yang menawarkan stabilitas finansial dan keamanan jangka panjang. Mereka sering kali percaya bahwa memilih karier yang mapan, seperti di bidang medis, teknik, atau keuangan, adalah jalan terbaik untuk mencapai kesuksesan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline