Lihat ke Halaman Asli

Proyek Dr Hassan Hanafi : Perlunya Oksidentalisme

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah Oksiandentalis sekirangnya sering dilawankan dengan Orientalisme, atau studi ketimuran. Oksidentalis (ilm istighrabi) sendiri merupakan kajian tentang Barat dari kaca mata timur. Oksindentalis secara epistimologi adalah sebuah keharusan, ada beberapa hal yang mendukung hal itu, yang di antaranya :


  • Orientalisme yang selama ini ada, sangatlah syarat dengan muatan ideologis, bahkan disinyalir sebagai kepanjangan imperalisme.
  • Oksindentalisme mencoba untuk menepis atau mengurangi hubungan superiortas barat dan inferioritas Timur dengan menjadikan barat sebagai objek kajian,
  • Mengurangi eurosentrism, yang menganggap eropa dan barat sebagai kebudayaan universal
  • Sebagai pembebasan dari kesadaran the other menuju kesadaran ego.

Selain itu, kita juga harus jujur, bahwa Barat saat ini ada pada posisi masa kemajuannya dalam bidang pengetahuan dan peradaban material. Jika kita pernah belajar dari Yunani, dan barat pun pernah belajar dari kita, maka niscaya kita belajar dari mereka. Untuk tidak mengulangi orang-orang Orintalisme, maka Oksindentalisme dengan kajian tentang barat dengan ego yang netral, yang tanpa ada muatan ingin merebut kekuasaan.

Proyek Hassan Hanafi dimaksudkan untuk merekonstruksi, menyatukan, dan mengintepretasikan seluruh ilmu peradaban Islam bedasarkan kebutuhan modern untuk dijadikan sebagai ideologi manusia, untuk menuju kesempurnaan hidup. Pandangan obyektif dan kritis dalam pemikiran Hassan Hanafi adalah bagaimana agenda “oksidentalisme” menjadi kekuatan wacana penyeimbang dalam melihat Barat dan upaya westernasasi.

Seperti dijelaskan Hassan Hanafi, Oksidentalisme adalah wajah lain dan tandingan bahkan berlawanan dengan Orientalisme. Orientalisme melihat ego (Timur) melalui the other, maka Oksidentalisme bertujuan mengurai simpul sejarah yang mendua antara ego dengan the other, dan dialektika antara kompleksitas inferioritas (murakab al-naqish) pada ego dengan kompleksitas superioritas (murakab al-‘uzma) pada pihak the other.  Oksidentalisme kali ini dibangun di atas ego yang netral dan tidak berambisi merebut kekuasaan, dan hanya menginginkan pembebasan. Ia juga tidak ingin mendiskreditkan kebudayaan lain, dan hanya ingin mengetahui keterbentukan dan struktur peradaban Barat. Seperti diklaim oleh Hassan Hanafi, ego Oksidentalisme lebih bersih, obyektif, dan netral dibandingkan ego Orientalisme.

Review, karya, A. Luthfi Assyaukanie, Perlunya Oksidentalisme : Wawancara dengan Doktor Hassan Hanafi, dalam Jurnal Ulumu Quran. Edisi Khusu. No. 5 & 6, Vol. V. Tahun 1994

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline