Lihat ke Halaman Asli

Priyo Widiyanto

Papan Kanggo Olah Rogo lan Roso. Edukatif dan Teraputik.

Belajar dari Pohon Bambu

Diperbarui: 23 Oktober 2020   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada masa lalu, anak desa, para pangon kerbau, kambing, dan sapi bisa bersama-sama bercengkerama, penuh canda tawa persahabatan. Akan tetapi, yang paling mengasyikkan adalah pangon kerbau atau dalam bahasa Jawa disebut kebo. 

Mengasyikkan karena pangon kerbau bisa naik di atas punggung kerbau sambil bersiul-siul atau bersenandung, terkadang dua anak naik bersama-sama di atas punggung kerbau besar dan dengan kalemnya, kerbau pun merumput, menyantap rumput-rumput nan hijau.

Keadaan di atas sering membuat para pangon kambing dan sapi iri hati. Ada pengalaman traumatis pernah saya alami. Ketika sedang asyik bercengkerama berdua dengan seorang teman di atas punggung kerbau, tiba-tiba ada teman yang merogoh dan menarik buah pelir kerbau jantan yang saya naiki. Spontan kerbau lari tidak terkendali menerabas apa saja yang ada di depannya. Di depan kerbau, yang paling dekat adalah pohon bambu ori atau dalam bahasa Jawa disebut pring ori, jenis bambu yang banyak durinya.

Kami berdua tahu bahayanya kalau kerbau menerabas di antara bambu ori itu. Karena itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah melompat terjun ke sawah yang waktu itu baru saja ditanami tanaman padi sehingga tanahnya masih sangat gembur. Bersyukurlah tubuh kami berdua masih utuh tanpa terasa sakit sedikit pun. Terbayang di benak kami bambu ori di depan kami, yang sudah mampu membuat kerbau berdarah-darah karena kulitnya terkelupas oleh duri bambu.

Pada masa lalu pohon bambu masih sangat mudah ditemukan, di tepi desa, jalan, dan bibir sungai, serta jurang. Sekarang pohon bambu sudah sulit ditemukan di perkampungan apalagi di perkotaan. Pohon bambu masih bisa ditemukan kalau kita pergi ke pelosok desa. 

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak macam. Di dunia ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Ada bambu yang ketinggiannya hanya beberapa inci, tetapi ada juga bambu dengan ketinggian puluhan meter. Diameternya pun ada yang hanya satu dua senti meter, tetapi juga ada yang lebih dari sepuluh sentimeter.

Ada keistimewaan pada pohon bambu, yaitu daya lenturnya sangat kuat, memiliki elastisitas tinggi. Kita sangat jarang menemukan ada pohon bampu patah meskipun sampai meliuk-liuk ditiup angin. Ia akan kembali berdiri tegak,' atau sedikit miring/condong, tetapi tidak sampai patah terjerembab di atas tanah. Daya lentur kuat inilah yang membuat bambu banyak dimanfaatkan untuk peralatan-peralatan yang memerlukan kelenturan. Misalnya, joran atau walesan pancing, peralatan rumah tangga, tali, dan semacamnya.

Tidak seperti pohon buah-buahan yang manfaatnya langsung bisa dinikmati manusia. Buah matang dipetik langsung bisa dimakan. Bambu tidak memiliki buah yang bisa langsung dimakan. Manfaat pohon bambu tersembunyi di balik rumpun pohon bambu itu sendiri. 

Sebetulnya manfaat pohon bambu sangat banyak setelah pohon bambu dengan ikhlas menyerahkan dirinya untuk disentuh oleh tangan-tangan terampil. Potensi pohon bambu bisa mewujud dalam banyak hal, yang bisa membuat decak kagum orang lain. Bambu bisa menjadi selokan pengantar air, tusuk gigi, besekan, kukusan, caping, hiasan dinding, bahan baku rumah, alat angkut di air, bahkan karya seni bernilai tinggi.

Belajar dari keistimewaan pohon bambu, yaitu kelenturan, yang dalam perspektif  psikologi daya lentur ini disebut sebagai resiliency. The ability of people or things to feel better quickly after something unpleasant, such as shock, injury, etc. 

Kita sebagai manusia harus memiliki daya lentur, daya lenting, resiliency. Adanya daya lentur memungkinkan kita untuk segera bangkit kembali ketika kita terjatuh dan membentur masalah-masalah dalam kehidupan yang tidak pernah kita duga kapan datangnya. Masalah bisa muncul dalam kehidupan keluarga, usaha, pergaulan, pendidikan, pekerjaan, dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline