Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada pangan pada akhir tahun 2025. Dalam pernyataan resminya, ia menekankan pentingnya kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, termasuk menghentikan impor beras, jagung, gula, dan garam konsumsi.
Langkah-Langkah Strategis
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyusun serangkaian strategi untuk mempercepat kemandirian pangan. Beberapa langkah penting yang diambil meliputi:
- Optimalisasi Lahan Pertanian: Pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada, termasuk membuka lahan baru yang potensial untuk tanaman pangan strategis.
- Peningkatan Produktivitas Petani: Melalui penyediaan teknologi pertanian modern dan pupuk bersubsidi, produktivitas petani diharapkan meningkat secara signifikan.
- Penguatan Cadangan Pangan Nasional: Pembangunan infrastruktur penyimpanan seperti silo dan gudang modern dilakukan untuk menjaga stabilitas stok pangan.
Penghentian Impor Komoditas Strategis
Presiden Prabowo secara tegas menginstruksikan penghentian impor komoditas seperti beras, jagung, gula, dan garam. Langkah ini bertujuan untuk:
- Mendorong Produksi Lokal: Memberikan peluang lebih besar bagi petani dan produsen dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik.
- Mengurangi Ketergantungan pada Pasar Global: Mengantisipasi risiko volatilitas harga di pasar internasional yang dapat memengaruhi stabilitas pangan nasional.
Target yang Ambisius
Awalnya, program swasembada pangan direncanakan tercapai dalam empat tahun. Namun, Presiden optimis target ini bisa direalisasikan lebih cepat. "Kita akan mencapai swasembada pangan pada akhir 2025, atau paling lambat awal 2026," ujarnya.
Dukungan untuk Petani
Selain memprioritaskan penguatan infrastruktur dan teknologi, pemerintah juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada petani. Ini termasuk pelatihan manajemen usaha tani, akses permodalan, serta jaminan pasar untuk hasil panen.
Tantangan dan Optimisme
Meskipun langkah menuju swasembada pangan ini dihadapkan pada tantangan, seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga input pertanian, Presiden Prabowo percaya dengan kerja keras, sinergi antarinstansi, dan dukungan masyarakat, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan lebih cepat dari rencana awal.