Kartu Tanda Mahasiswa atau... Katiyem?
Di sebuah kampus di Jawa Tengah, ada seorang mahasiswa bernama Bagus. Dia terkenal suka iseng dan sering membuat cerita absurd yang bikin teman-temannya tertawa. Suatu hari, di kantin kampus, teman-temannya sibuk membicarakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang baru saja diperbarui desainnya.
"Tahu nggak sih, kenapa disebut KTM?" tanya Bagus dengan nada serius, menarik perhatian semua orang di meja.
Salah satu temannya, Ani, menjawab, "Ya jelas karena itu singkatan Kartu Tanda Mahasiswa, lah!"
Bagus tersenyum licik, lalu menjawab, "Salah! Sebenarnya, KTM itu asalnya dari nama orang Jawa!"
Teman-temannya langsung tertawa, mengira ini cuma lelucon. Tapi Bagus tetap serius. "Beneran! Asalnya dari nama *mbah buyut* rektor pertama kampus ini. Namanya Mbok Katiyem."
"Hah?!" Semua langsung terkejut, antara percaya dan nggak percaya.
"Loh, dengar dulu ceritanya! Jadi, dulu Mbok Katiyem ini rajin banget membantu mahasiswa zaman Belanda. Setiap kali mahasiswa lupa bawa surat izin masuk, Mbok Katiyem selalu bikin surat pengganti supaya mereka tetap bisa masuk kelas. Karena itulah, sebagai penghormatan, ketika kampus ini resmi berdiri, mereka menamai kartu identitas mahasiswa dengan singkatan KTM: "Katiyem Terhormat Mampus!"
Seisi meja meledak tertawa.
"Tapi itu cuma mitos, ya!" Bagus menambahkan sambil nyengir. "Yang jelas, kalau kamu nggak bawa KTM ke kampus, mending jangan mampus ke ruang dosen deh. Ntar disemprot gara-gara nggak bawa identitas!"
---
KTM Motor: Ternyata Juga Katiyem!
Tawa di kantin kampus belum selesai, tapi Bagus belum mau berhenti dengan ceritanya. Setelah menjelaskan soal KTM sebagai "Kartu Tanda Mahasiswa," dia tiba-tiba nyeletuk, "Eh, tapi kalian tahu nggak? Motor KTM yang dipakai anak-anak trail itu juga asalnya dari Mbok Katiyem!"