cerita ini hanya imajinasi,jangan ada yang tersinggung.Alkisah waktu zaman hindiabelanda,hiduplah sepasang suami istri,sebutlah namanya pak angga dan bu anggi.Pak angga bekerja sebagai koeli kontrak dan bu anggi seorang ibu rumah tangga. Meskipun hanya sebagai koeli kontrak dan gaji pas-pasan kehidupan mereka terlihat bahagia,ini tidak terlepas dari ketelitian bu anggi merancang anggaran belanja rumahtangga mereka.Sadar gaji suaminya yang paspasan beliau ini sangat disiplin dg apa yang telah dianggarkan sehingga tidak ada kebocoran alias tekor diakhir bulan. Sayang kondisi rumah tangga mereka yang bahag ia ini agak memanas,bu anggi meminta jatah ABRT perbulan minta dinaikan alasannya harga kebutuhan pokok naik,dan isunya pemerintah mau menaikan harga bbm katanya.Dan pak Angga sebagai kepala rumah tanggapun cepat tanggap,survey harga dan meneliti kembali pengajuan ABRT dari istrinya disesuaikan dg upahnya sebagai koeli köntrak.Dan pak angga pun ngomong ke istrinya,maaf ya bu pengajuan kenaikan ABRT tahun ini ditunda dulu,nunggu kenaikan gaji ya...kita harus sabar dan prihatin.(kekhawatiran terbesar pak angga adalah PHK dari perusahaan karena dg naiknya harga bbm,isunya akan melakukan efisiensi.Dan biasanya koeli kontrak ini akan diPHK sementara,kalau sikon perusahaan sudah stabil akan dipekerjakan lagi).Bu anggi dg agak ketus menjawab,kalau sabar iya pasti pak...tapi kalau prihatin itu siapa ya pak... Salam prihatin & semoga bbm nggak jadi naik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H