Lihat ke Halaman Asli

Berbagi Bahagia Tak Terhalangi oleh Jarak

Diperbarui: 30 Desember 2020   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bercerita mengenai berbagi kebahagiaan, kebetulan baru beberapa hari belakangan Saya, adik saya yang bernama Wulan dan sebagian keluarga Kami merasakan moment berbagi kebahagiaan dan bertepatan pula dengan diadakannya kompetisi yang diadakan JNE & KOMPASIANA.

Certanya berawal dari Wulan yang mengemukakan keluhan kepada Saya bahwa telephon genggam yang Dia miliki mulai mengalami beberapa kali masalah apalagi jika dipakai untuk video call. Yaa....maklum karena memang telephon genggam yang Ia pakai tergolong sudah tua untuk ukuran umur hp. Saya ingat betul kapan hp itu di beli dan pertama kali di pakai

Semula Saya kurang begitu menanggapi hal itu sebagai suatu masalah yang serius sebab menurut Saya ada banyak hal yang lebih penting dari pada sekedar hp. Kebutuhan sehari hari yang ada dalam pikiran Saya. Mulai dari uang belanja, bayar listrik, air dan lain lain. Karena toh apapun kondisinya hp itu tapi masih bisa di pakai juga.

Namun beberapa hari kemudian pikiran saya berubah ketika Ibu mulai timbul rasa kangen kepada cucunya yang tinggal di seberang laut, yaitu Ibu meminta kepada Wulan supaya menghubungkan dengan sang cucu melalui video call. Saya melihat betapa Wulan dengan wajah jengkel dan murung karena beberapa kali harus mengulang panggilan yang terputus beberapa kali dan Ibu juga merasakan hal yang sama

Saya berpikir keras mengenai bagaimana cara supaya bisa beli hp baru untuk dipakai Wulan sehingga jika Ibu ingin melihat dan mengobrol dengan cucunya untuk sekedar mengobati rasa rindu bisa berjalan dengan lancar.

Gemuruh di dalam hati karena kesal, bagaimana tidak? Cuma beli hp saja tidak mampu. Sambil menghibur diri dengan bertanya jawab sendiri . Maklum sufah hampir setahun kondisi pekerjaan tak menentu sebagai imbas dari pandemi covid-19. Coba kalau hp itu rusak tahun lalu sudah barang tentu gak pakai lama sudah Aku beli hp baru

Tapi Tuhan memang Maha Mendengar dan Maha Pengasih. Pucuk dicinta ulampun tiba, ketika seorang teman yang sudah lama tidak bertemu tiba - tiba panggilanya membunyikan hp. Kami ngobrol kesana kemari hingga Ia menyampaikan bahwa Ia ingin memberikan hp yang baru di suatu acara berhadia kepada Saya. 

"Bro, sorry sebelumnya. Kamu mau pakai hp baru yang aku dapat sebagai hadiah dari satu acara. Kalau iya, segera Aku kirim."

Gak pikir panjang segera Aku bilang, "Iya, kebetulan sekali."

Dia nanya lagi, "jasa pengiriman apa yang biasa kamu lihat sering lewat di daerahmu?"

Aku jawab, "JNE bro."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline