Lihat ke Halaman Asli

Priyasa Hevi Etikawan

Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Melampaui Batasan Kelas, Menjelajahi Dunia Baru Karier Protean untuk Guru

Diperbarui: 8 September 2024   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karier protean guru | Sumber: Dokumentasi pribadi

Menjadi seorang guru sejatinya merupakan pilihan hidup. Pilihan hidup yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran di lubuk hati terdalam. Kesadaran penuh akan sebuah pengertian bahwa menjadi guru di Indonesia bukanlah hal yang mudah. 

Tantangan dan dinamika situasi kerap mewarnai. Kemajuan jaman dengan derasnya laju perkembangan teknologi seakan memiliki dua mata sisi. Sisi negatif dan positif selalu berjalan beriringan.

Guru selalu ada dalam pergulatan situasi itu. Dimana peran guru diperlukan sebagai katalisator kemajuan itu sendiri. Mereduksi dampak negatif kemajuan jaman sekaligus mendorong sisi positifnya. Tidak lain dan tidak bukan agar anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa tetaplah menjadi pribadi baik. Pribadi cerdas, santun serta berakhlak mulia.

Guru dituntut untuk menjadi pribadi yang gemar belajar. Gemar mengembangkan dirinya. Di tengah kesibukan aktivitas mengajar guru juga masih harus sibuk dengan begitu banyak tuntutan administrasi yang menumpuk. 

Kegiatan belajar mengajar pun dewasa ini haruslah dikemas dengan lebih kreatif dan inovatif. Agar terjadi sebuah proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan baik bagi siswa ataupun bagi guru itu sendiri. Kedua pihak harus ada dalam situasi pembelajaran yang sama: bermakna dan menyenangkan.

Guru akan selalu disibukkan dengan rutinitas mengajar. Sepanjang hari mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari seorang guru akan berkutat dengan rutinitas semacam itu. Bahkan jika malam telah tiba guru tidak jarang masih harus mengerjakan banyak hal seperti mengikuti pelatihan online atau mempersiapkan bahan ajar untuk keesokan harinya.

Lalu apakah guru pada akhirnya terjebak dan terkungkung hanya pada rutinitas mengajar? Rutinitas mekanistis yang selalu berulang hampir setiap harinya? Padahal guru sendiri merupakan pribadi yang unik dengan segala bakat dan minatnya. Inilah pentingnya guru untuk keluar dari "bingkai ruang kelas". Dan mulai untuk mengembangkan karier protean guna menyalurkan bakat dan minatnya.

Sekilas tentang Karier Protean

Karier protean adalah konsep modern tentang perjalanan karier yang lebih fleksibel, mandiri, dan berpusat pada individu dibandingkan dengan model karier tradisional yang lebih kaku dan ditentukan oleh organisasi. Jika dianalogikan, karier protean seperti seorang seniman yang terus bereksperimen dan menciptakan karya baru, sedangkan karier tradisional lebih seperti mengikuti resep yang sudah ada.

Secara konvensional seorang guru akan berkarier merangkak mulai dari guru honorer, menjadi guru ASN atau guru tetap yayasan, kepala sekolah, pengawas sekolah dan seterusnya. Ia akan menjalani tahapan karier tersebut dalam waktu yang tidak singkat. Akan tetapi juga tidak semua guru berkesempatan untuk menapaki jenjang karier tersebut.

Ambil contoh misalnya dari seorang guru honorer bisa saja diangkat menjadi guru ASN atau guru tetap yayasan setelah mengikuti serangkaian tes seleksi tertentu. Tapi tidak serta merta nantinya ia juga memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah atau jabatan tinggi lainnya. Hal dikarenakan banyak hal terutama berkaitan dengan urusan birokrasi dan politik kebijakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline