Lihat ke Halaman Asli

Priyasa Hevi Etikawan

Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Guru Boleh Lelah tapi Jangan Menyerah

Diperbarui: 27 November 2023   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi lelah bekerja | Sumber :fimela.com

Pada suatu sore tidak seperti biasanya Whatsapp grup mentoring guru menulis ramai. Rupanya ada salah seorang sahabat yang baik hatinya ingin keluar dari grup tersebut. Sahabat ini menyampaikan kondisi kesehatannya sedang kurang fit sehingga tertinggal dalam mengumpulkan tugas resume. Dan beliau khawatir tidak bisa mengikuti pelatihan menulis dengan baik dan akhirnya terpikir untuk berhenti mengikuti pelatihan. Sudah menyampaikan ijin pamit meninggalkan grup.

Sontak grup menjadi ramai. Ibu mentor dan beberapa rekan berkomentar agar jangan meninggalkan grup. Biarkan saja kalau tugas resume tertinggal. Paling juga resikonya tidak lulus. Tetapi itu bukan sebuah masalah karena kelak bisa digenapi pada pelatihan gelombang berikutnya.

Saya juga ikut berkomentar dan memberikan motivasi bahwa menulis itu membutuhkan teman dan komunitas. Untuk saling mengingatkan, saling menyemangati dan saling bertukar pikir tentang dunia yang mengasyikkan itu. Karena sejatinya menulis adalah kegiatan yang mengasyikkan. Kalaupun tidak lulus pelatihan tidak mengapa. Minimal bisa menambah teman dan saudara. Intinya jangan meninggalkan grup. Sayang-sayang anggap saja grup ini sebagai ajang silaturahmi.

Akhirnya sahabat ini urung meninggalkan grup dan tetap stay bersama kami semua. Faktor lelah dan fisik yang butuh istirahat agaknya membuat beliau turun motivasi. Sehingga timbul kekhawatiran seperti dijelaskan sebelumnya.

Pidato Presiden Jokowi Dalam HGN 2023

Omong-omong soal lelah, sejatinya kondisi ini bisa dialami oleh siapapun juga. Jangankan kita manusia, mesin saja bisa mogok sebagai pertanda bahwa ia "lelah" karena terus beroperasi dan butuh "servis" serta istirahat. Demikian juga para guru sebagai insan pendidik bisa mengalami lelah dan stres akibat rutinitas mendidik siswanya. Hal ini senada dengan penyampaian pidato presiden Jokowi dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional Tahun (HGN) 2023 sekaligus HUT PGRI ke-78.

Presiden mengemukakan berdasarkan hasil riset guru adalah pekerjaan yang bikin stres. Menurutnya menjadi guru bukan merupakan pekerjaan enteng. Terbukti berdasar hasil riset internasional yang dilakukan oleh lembaga RAND Corporation di tahun 2022 disampaikan bahwa stres guru lebih tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain.

Jokowi melanjutkan tingginya stres guru ini disebabkan oleh perilaku siswa dan perubahan kurikulum. Namun menurut Jokowi perubahan kurikulum adalah sebuah keniscayaan yang perlu. Menurutnya perjuangan guru di perkotaan lebih ringan dibanding mereka yang di pelosok desa. Di pelosok infrastrukturnya terbatas ini yang menyebabkan lebih berat. Demikian ungkap presiden Jokowi.

Jika saya tafsirkan dan simpulkan secara bebas, kondisi stres erat kaitannya dengan tekanan pikiran dan lelah mental. Sepakat dengan penyampaian presiden bahwa di era sekarang para guru mendapatkan tantangan besar dalam mengajar. Perilaku siswa sekarang berbeda dengan siswa jaman dahulu. Siswa sekarang berperilaku lebih terbuka dan tak jarang menabrak etika.

Faktor penyebabnya banyak dan beragam. Bisa karena pengaruh lingkungan, terpapar efek negatif perkembangan internet dan teknologi, atau kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua serta banyak penyebab lainnya. Ambil contoh kasus siswa menempeleng gurunya sendiri karena diingatkan sebab bikin gaduh di tengah proses pembelajaran, atau kasus siswa yang membacok gurunya sendiri lantaran tidak puas dengan hasil nilai ulangan tengah semesternya, dan perilaku kenakalan-kenakalan lainnya yang kerap kita baca dan temui dewasa ini. 

Guru mungkin dibekali dengan berbagai macam diklat dan pelatihan untuk mengatasi hal tersebut. Tetapi walaupun bagaimana toh guru juga manusia biasa bukan dewa. Yang bisa lelah dan payah pikirannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline