Lihat ke Halaman Asli

Sri Mulyani Bakal Pimpin World Bank?

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil polling terhadap kandidat dari negara berkembang untuk mengisi pucuk pimpinan World Bank (WB), menunjukkan Sri Mulyani Indrawati (SMI) unggul sampai saat ini.

Mantan Menteri Keuangan RI yang saat ini menjabat sebagai salah satu dari tiga managing director WB ini unggul cukup telak dari delapan kandidat lain. SMI mengantongi suara 77%, jauh meninggalkan ‘lawan-lawannya’.

Memang, ini masih sebatas survey awal yang digagas oleh Jesse Griffiths, untuk menjaring pandangan terhadap kandidat pimpinan WB dari negara berkembang. Survey yang dibuka sejak tanggal 15 Februari ini akan ditutup tanggal 27 Ferbuari 2012 nanti.

Bursa kandidat pimpinan WB ini mulai ramai sejak presiden WB saat ini, Robert Zoellick, menyatakan tidak akan menjabat lagi setelah periodenya habis 30 Juni 2012 nanti.

Sebagaimana tuntutan terhadap pimpinan IMF sepeninggal Dominique Strauss-Kahn (DSK) yang harus mundur Mei tahun 2011 lalu lantaran dituduh melakukan tindakan tak senonoh di sebuah hotel di New York, agar pimpinannya tak lagi berasal dari Eropa, pimpinan WB pun diminta tak lagi dari Amerika (AS). Sejak tahun 1944, pimpinan WB memang selalu berasal dari AS.

Bahkan saat inipun, mantan presiden AS, Bill Clinton sudah sempat digadang-gadang untuk menggantikan Zoellick. Bukan itu saja, istrinya, Hillary Clinton, yang saat ini menjabat Menteri Luar Negeri AS sudah menyatakan diri berminat untuk memimpin WB. Hal ini dia sampaikan secara terbuka dalam sebuah press conference, Jum’at 17 Februari 2012 lalu.

Namun kekuatan dunia tengah bergeser dari Barat ke Timur. Kekuatan ekonomi negara berkembang semakin menentukan bagi perekonomian dunia setelah krisis 2008 lalu. Apalagi, kini krisis yang melanda kawasan Eropa tengah mencapai masa-masa kritis setelah Yunani harus dibail-out secara besar-besaran dan masih juga diragukan keberhasilannya.

Tekanan agar pimpinan lembaga-lembaga internasional tidak lagi didominasi kekuatan ‘barat’ semakin besar dan terbuka. Terkait calon pimpinan WB ini, 57 organisasi yang didukung oleh enam tokoh dunia, melalui Bretton Woods Project, telah mengirim surat terbuka ke seluruh pimpinan WB pada 15 Ferbuari 2012. Intinya menuntut reformasi yang struktural di tubuh WB, sebagaimana tuntutan serupa terhadap IMF.

Surat terbuka tersebut utamanya menyangkut kandidat pimpinan WB yang seharusnya lebih ditentukan oleh negara-negara berkembang mengingat wilayah operasional WB lebih banyak di negara berkembang dan negara miskin. Sudah seharusnya pimpinan WB berasal dari negara berkembang yang dinilai lebih mengetahui persoalan dan hambatan yang dihadapi di ‘lapangan’. Selain itu, pimpinan WB harus lebih ditetapkan berdasarkan dukungan sebagian besar negara anggota daripada dominasi sedikit negara adidaya seperti selama ini.

Beberapa kandidat presiden WB dari negara berkembang saat ini terus bermunculan. Terakhir, Perdana Menteri Bangladesh mencoba mengusulkan peraih hadiah Nobel yang juga tokoh micro finance serta pendiri Grameen Bank, Muhammad Yunus sebagai kandidat.

Sayangnya sejauh ini belum ada usulan maupun dukungan resmi secara terbuka terhadap SMI.

Sejauh ini pula, rasanya baru SMI orang Indonesia yang sudah bisa masuk ‘bursa’ dunia di era reformasi. Dia pula orang pertama yang bisa masuk ke bursa ‘project syndicate’, sebuah blog tempat para tokoh dunia berbagi ide dan pandangan.

Tentu akan semakin mengangkat nama Indonesia bila SMI nantinya benar terpilih sebagai presiden WB dan fenomenal karena akan menjadi pimpinan non AS pertama yang menjabat presiden WB. Meski tentunya tak akan mudah.

Paling tidak, keunggulan SMI sebagai kandidat presiden WB dalam survey tersebut sudah semakin menunjukkan bahwa pergeseran kekuatan dunia semakin nyata ke arah negara berkembang.

Indonesia, yang meski kini tengah berkutat dan bergulat dalam masa transisi menuju ‘era baru’ dalam berbangsa dan bernegara, harus berhasil melaluinya agar bisa menempatkan posisi pentingnya dengan percaya diri di kancah dunia. Tidak lagi sebatas sebagai penggembira di berbagai forum dunia dan tidak sebagai pasar semata. Semoga!

Lihat juga:

-Sri Mulyani Resmi Dicalonkan sebagai Kandidat Pimpinan IMF?

-Sri Mulyani Akan Pimpin IMF?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline