Lihat ke Halaman Asli

Misteri Kerusakan Massal 'Fuel Pump' Mobil

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_201695" align="alignleft" width="150" caption="www.wjjeep.com"][/caption]

Media massa saat ini mulai ramai memperbincangkan kerusakan massal ‘fuel pump’ mobil-mobil penenggak bensin premium. Konon, isu tersebut mulai mencuat sejak bulan Juni lalu. Kerusakan tadi menimpa mobil berbagai merek dan terjadi dalam kurun waktu yang hampir bersamaan. Tak heran, banyak yang menuding bahwa kualitas bensin premium Pertaminalah penyebabnya.

Apalagi kebetulan kejadian tersebut terjadi beberapa saat setelah mencuat isu pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bagi mobil-mobil dengan kriteria tertentu. Sebuah niat yang sebenarnya baik. Selain untuk mengurangi beban subsidi Pemerintah sehingga dana Pemerintah bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat yang lebih tepat, juga untuk mengajak para pemilik mobil lebih berhitung dalam menggunakan mobil pribadi sebagai sarana transportasi. Isu yang pas di tengah ramainya masyarakat makin mengeluhkan penyakit kemacetan di Jakarta.

Kebetulan, saya termasuk salah satu korban. Awalnya saya mengira memang mobil saya yang bermasalah setelah mengisi bensin ‘full tank’ di SBPU langganan tanggal 16 Juli yang lalu. Saat itu juga, saya bawa mobil yang memang sudah tergolong agak berumur ke bengkel resmi. Ternyata pada saat bersamaan, sudah puluhan mobil ngantri dengan permasalahan yang sama. Sampai di sini, saya berfikir pasti hanya mobil merek seperti mobil saya yang bermasalah. Rupanya tidak demikian. Mekanik bengkel menyatakan bahwa di bengkel resmi merek mobil lain juga panen dengan kerusakan yang hampir sama.

Belakangan kejadian serupa ternyata menimpa pula ribuan armada taksi dengan merek mobil yang beragam. Tak heran, semakin banyak yang curiga jangan-jangan ada apa-apa dengan kualitas bensin premium yang dipasok Pertamina akhir-akhir ini. Sebuah sangkaan yang cukup masuk akal.

Seperti biasa, pihak Pertamina melalui juru bicaranya dengan sigap menyatakan bahwa terlalu cepat menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah kualitas bensin premium. Konon, quality control Pertamina cukup baik dan terjaga ketat. Sebuah argumen yang juga sangat masuk akal. Bila penyebabnya adalah kualitas bensin premium, tentunya semua mobil yang menenggak bensin premium kena. Nyatanya tidak. Jadi masih bisa diterima.

Untuk sementara, saya sesuai saran mekanik bengkel setelah ‘fuel pump’ mobil saya diganti baru keesokan harinya, saya beralih ke bensin Pertamax agar tidak kehilangan jaminan bengkel bila ‘fuel pump’ yang diganti baru rusak lagi. Jelas ada tambahan beban transportasi. Namun apa daya.

Nah, agar rumor tidak berkembang kemana-mana dan menambah kesemrawutan sangkaan masyarakat dan polemik media, ada baiknya Pertamina dan instansi terkait segera mencari tahu apa penyebab sesungguhnya.

Sudah terlalu banyak masalah yang membebani masyarakat. Mulai dari kemacetan yang semakin akut, padamnya listrik, tabung gas meledak sampai isu cabe rawit oplosan. Selain itu ancaman kenaikan harga-harga (inflasi) mulai semakin terasa. Yang masih hangat misalnya ribut-ribut terkait kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan ancaman naiknya harga pangan yang biasanya terjadi menjelang bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri, apalagi cuaca sedang kurang bersahabat sehingga bisa mengurangi pasokan bahan pangan.

Semua hal tadi bisa menyebabkan persepsi bahwa jangan-jangan inflasi tahun ini akan lebih tinggi. Apalagi Biro Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan bahwa inflasi bulan Juni sudah mencapai 5,05% dan bisa jadi bulan Juli ini akan lebih tinggi lagi. Inflasi yang tinggi jelas beban nyata bagi masyarakat banyak karena daya belinya akan terkikis.

Mudah-mudahan misteri penyebab kerusakan ‘fuel pump’ ribuan mobil beragam merek yang terjadi secara mendadak ini segera terungkap. Dengan demikian, tidak semakin banyak masyarakat yang menjadi korban dan tidak berkembang menjadi isu yang bukan-bukan. Tidak menjadi kecurigaan yang melebar kemana-mana.

Memang masalahnya bisa menjadi pelik. Bila terbukti penyebabnya adalah kualitas bensin premium Pertamina, bukan tak mungkin akan banyak tuntutan ganti rugi. Sebaliknya bila masalahnya ternyata di kualitas ‘fuel pump’ berbagai merek mobil tersebut, bisa jadi akan ada recall besar-besaran dari pabrikan mobil. Apapun, semakin ditunda kedua kemungkinan tersebut akan menimbulkan beban yang semakin besar.

Dan yang lebih penting, semoga dengan kejadian ini makin meningkatkan kesadaran perlunya peningkatan terhadap perlindungan konsumen di negeri. Sebuah tuntutan yang tak akan terelakkan bagi produsen di tengah persaingan yang semakin ketat dan jaman yang semakin terbuka serta masyarakat yang semakin kritis saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline