Lihat ke Halaman Asli

Klonthong Jengglur, Dari Desa Menuju Istana…

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1393395129950723867

Klonthong Jengglur, Dari Desa Menuju Istana…

Desa memang tempat lahir kami, di sebuah desa di salah satu kabupaten di Jawa Timur, Pacitan. Pacitan yang merupakan kabupaten di sudut selatan-barat Jawa Timur mempunyai luas wilayah 1.389,87 km2 merupakan tanah kelahiran Presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Dan di sinilah kisah itu berawal, dari sebuah desa yang melahirkan tekad untuk melangkah menuju istana.

Setiap orang memiliki cita-cita, dan cita-cita inilah yang ada di benak Guru Seni di SMP Negeri 1 Ngadirojo, Adi Peni. Melalui bidang yang ia geluti (bersama sang suami, Edi Suwito) ia bermimpi untuk melangkah menuju Istana Negara dengan karyanya.

Menilik Hukum Termodinamika yang menyebutkan bahwa tak pernah ada efektivitas kerja hingga 100%. Hal ini berimbas pada setiap kerja kita, jika ingin memperolah hasil 100, maka nilai kerja kita harus melampaui angka ekspektasi tersebut. Hal ini yang mengilhami pasangan suami-istri untuk terus berkarya. Melalui sanggar tari yang mereka bina bersama, “Edi Peni”, karya mereka makin berkibar dan makin membentangkan jalan menuju Istana Negara.

13933962261459623990

Adalah Tari Klonthong Jengglur, karya mereka berdua dengan menggandeng para seniman tari se-kabupaten Pacitan dan Bapak M. Kasim sebagai penata musik. Tari ini yang akan mengantarkan cita-cita mereka melenggang ke Istana Negara akan menjelma nyata. Tari yang di-launching pada Puncak Perayaan Ulang Tahun Pacitan ke-269, 19 Februari 2014 lalu di Alun-alun Pacitan.

Tari Klonthong Jengglur merupakan tari yang menyajikan gambaran tentang aktivitas warga Pacitan yang kaya akan sumber daya alam. Tari ini menggunakan “klonthong” yang biasanya diikatkan di leher sapi sebagai properti utama, selain itu tari ini dilengkapi dengan properti lain seperti tiruan daun pisang, umbul-umbul, keranjang rumput dan sarung. Properti-properti tersebut membuat penampilan tari yang dibawakan oleh 100 penari ini begitu rancak dengan iringan 50 pengrawit (pemusik, red).

1393395899433279989

“Rencananya kami akan membawa 300 penari dan 100 pengrawit Agustus mendatang ke Istana Negara. Mohon doanya!”, tutur Edi Suwito sebagai kepala rombongan.Mari kita doakan agar karya Pacitan ini sukses di acara-acara mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline