Lihat ke Halaman Asli

Sayembara Loro Jancuk

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13358907611930980797

Ratu Boko bersedih melihat putrinya yang merenung kesepian di Taman Siti Inggil , Putri yang cantik, semampai (semester tak sampai), Putih (panunya), Halus tutur katanya ( tak bisa berkata R). Ratu boko pun bilang :

“ Cah elek putriku, lapo nang kono. Kate bunuh diri yo “ Ratu Boko itu bilang

“ Menengo cangkemu iku Rondo lonte Sarkem. Jamput. Jare sopo aku lonte..aku markutel” membalas celotehan sang Ratu

“ Oh….Cah edan, podo lontene ngelokno, wasu “ sang Ratu itu pun meninggalkan putri yang lonte.

Loro Jancuk tiba-tiba diam sejenak. Dalam hatinya merinngis kesakitan. Karena Keraton Sarkem tiba-tiba hening karena Ratu Boko menginginkan sang putri ingin melihat di pelaminan.

Akhirnya sang putri  merekomendasi ke sang ratu kalo dia ingin menikah. Sang Ratu pun akhirnya melakukan sayembara. Dan woro-woro di pelosok negeri sampai ke seberang Negara.

Tibalah acara sayembara yang di laksanakan di Bandara Adi Sucipto. Penerbangan pun di stop karena hajatan sang putri. Dan landasan bandara di ganti ke alun-alun Sarkem. Agar supaya wakil-wakil Negara datang untuk meminang sang putri Loro Jancuk yang cantik. Para peserta pun berkumpul dan yang menarik peserta tidak dikasih tau apa sayembara yang dilakukan.

Dan ada lima wakil yang datang yaitu Maradona ( Sepakbola legendaris dari tanah Argentina), Madona ( Penyanyi perempuan yang lesbi), Semar Mendem ( resih  dari kayangan), Hitler ( sang pemimpin Nazi), dan Bandung Bondowoso ( Pangerang yang lahir di Bandung dan besar di Bondowoso).

Akhirnya sayembara itu dilakukan oleh Loro Jancuk sendiri karena dia ingin mencari pasangan yang sakti mandra guna. Dan sang putri itu pun bilang ke lima kandidat yang lolos seleksi dari kualifikasi sayembara.

“ Hai, cuk kabeh aku pingin koen-koen iki gawekno aku apem 1001 dalam waktu sehari , terserah sak karepmu kabeh kepiye apem iku dadi sewu siji. Kerungu koen kabeh cuk“

Perserta pertama pun bingung yaitu Maradona tidak tau apa itu apem. Segera Maradona membuat bola-bola sebanyak seribu tiga.

“ ole-ole iki apeme ratu “ kata Maradona.

“ wong kecanduan goblok, iku ball cuk, duduk apem” membalas Maradona

Peserta kedua Madona membuat berupa Mik sebanyak 100 buah.

“ dasar rondo lesli edan, rumang sane aku penyanyi dangdut opo, jan semprul tenan”

Peserta yang ketiga semar membuat gudeg sebagai alasan keahliannya. Karena Semar dikayangan merupakan ahli masak Gudeg di kayangan

“ Iki sampun enak masakan kulo cah, rasakno disek” kata Semar

“ Biuh nikmat, Dap. Tapi sampean ora pantes dadi bojoku mending sampean dadi bapakku wae, ben Mama Boko onok seng bisa masakno , piye Dap “

Semar pun mesem, meririk Ratu Boko

“ Oyi, Zal “ katanya

Peserta yang keempat Hitler dari Jerman . membuat serdadu Nazi. Dan membuat mobil VW kodok.

“ apik-apik tapi emoh lah sampean koyok Carli Caplin pelawak seng tak undang biyen, ogah yo”

Peserta yang terakhir Bandung Bondowoso. Dia berasal dari negeri Tape Bondowoso. Penghasil tape. Tak tanggung-tanggung Bandung Bondowoso menggunakan tape sebagai dasar makanannya. Dan terbuatlah seribu tape berbentuk Love yang mengelilingi kerajaan Sarkem.

“ apik cah ganteng, tapi kok kurang siji yo “ kata Loro Jancuk mengutarakan ke Bandung Bondowoso.

“ aku terae sengojo gawe sewu ae, kan koen wes due apem dewe..iku apem seng siji nang koen cah ayu hehehehehe.”

“ Cuk, lambemu yusak…..gateli koen yo”

Akhirnya sang Bandung Bondowoso marah dia yang memiliki kesaktian mandraguna, marah.

Dijadikankan putri Loro Jancuk sebagai apem terakhirnya.

“ wes elek kakean gaya, aku kan wes merguru nang Damian, rasakno koen tak dadekno apem.. Sempurno “

Sambir terbahak-bahak….hahahahahahahahahahahahahahaha.

________________________ TAMAT________________________________

Maaf ini sebagai guyonan, sesaat semoga kalian terhibur, maaaf kalo ada kata-kata kasar. Salam cuk ae

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline