MOCHI KHAS SUKABUMI
Prita Aurellia
12 IPS 3, SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang
Mochi adalah kue Jepang yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Kue ini dijual dan dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko kue. Mochi memiliki rasa yang khas, yaitu lembut saat pertama kali dimakan dan lama kelamaan menjadi lengket. Di Indonesia sendiri, mochi merupakan makana khas Sukabumi yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTP) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022.
Banyak orang mengira mochi ini merupakan makanan yang berasal dari Cina atau Jepang, namun pernyataan tersebut tidak dibenarkan oleh sejarawan asal Sukabumi. Sebagian besar masyarakat pastinya menganggap mochi berasal dari Jepang. Konon kue ini sudah digunakan untuk perayaan tahun baru bagi para bangsawan Jepang selama periode Heian (tahun 794 - 1185).
Eksistensi mochi pertama kali diperkirakan mulai muncul saat ada kegiatan perekonomian antara warga Jepang dengan warga pribumi, tepatnya sebelum negara Matahari terbit itu menduduki Tanah Air. Setelah dibawa oleh orang Jepang (1942-1945) tentara Jepang membuat moci untuk perayaan tahun baru dengan bantuan koki sunda.
Nilai positif dari globalisasi terhadap mochi
Perkembangan globalisasi yang semakin menghubungkan antar negara satu dengan negara yang lain tanpa batas mengakibatkan makanan tradisional Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan, salah satunya dapat dilihat dari makanan tradisional Indonesia yang mulai mengikuti perkembangan zaman, atau mengikuti selera selera ataupun trend yang sedang ramai di bidang kuliner, contohnya seperti isi kue mochi sukabumi biasanya berisi kacang merah ataupun tidak memiliki isian, tapi karena adanya globlalisasi variasi dari mochi Sukabumi ini bisa di ganti menjadi lebih baik ataupun banyak, dan jika menambah varian rasa yang sedang trend atau ramai dibincangkan pasti banyak orang yang tertarik untuk mencoba.
Pengaruh dari perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK sendiri juga sangat berpegaruh terhadap makanan tradisional, karna dengan adanya pemanfaatan dari perkembangan IPTEK bisa membuat masyarakat di luar sana lebih mengenal makanan satu ini. Maka dari itu, era 4.0 yang serba modern dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat diharapkan mampu membuka peluang bagi makanan tradisional Indonesia dalam kancah internasional melalui perkembangan dari globalisasi.
Perkembangan teknologi pada era 4.0 hingga globalisasi mampu menjadi peluang bagi Indonesia untuk semakin memperkenalkan makanan tradisional terhadap masyarakat internasional agar lebih banyak yang tertarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H