Mencari penginapan di tempat wisata merupakan tantangan yang menarik. Selain harganya juga bikin dag dig dug. Ketersediaannya juga semakin membuat jantung ini berdebar. Adanya aplikasi online untuk mengetahui nama-nama penginapan sudah sangat membantu. Namun untuk mengetahui ketersediaan dan harga masih sering zonk.
Kejadian ini saya alami akhir tahun kemarin saat libur NaTaRu. Berkaca pada pengamalan di Pulau Bali, kami kehabisan penginapan meskipun sudah booking lewat aplikasi. Namun begitu sampai lokasi mereka mengatakan kamar yang kami pesan kosong. Tentunya saya sangat kecewa, untungnya setelah mencari di beberapa penginapan kami mendapat satu kamar seadanya. Agar tidak terjadi hal yang sama, saat di Nusa Penida,begitu turun dari kapal ferry, kami mencari tempat untuk makan sekaligus mencari penginapan informasi tidak menggunakan aplikasi seperti yang berwana biru atau merah. Kami memilih menggunakan google map dan instagram untuk mencari dan melihat lokasi penginapan. Namun untuk ketersediaan kami menggunakan Instagram untuk DM maupun mencari nomer WA. Harga di aplikasi sangat jauh, dengan harga riil. Pun demikian harga di Google map.
Whatsapp menjadi salah satu cara untuk memastikan yang paling oke. Bisa ditelepon atau kadang cukup chat. Saat itu kami menghubungi beberapa penginapan. Ada yang masih kosong tapi harga tidak masuk akal,ada juga yang harga oke, namun Cuma bisa semalam. Sedangkan kami berencana menghabiskan waktu 3 hari 2 malam di Nusa Penida.
Setelah menghubungi beberapa penginapan akhirnya ada salah satu cottage yang kami datangi. Sayangnya dia Cuma memiliki satu malam saja, karena malam selanjutnya sudah ada yang booking. Sebenarnya beliau sudah mengatakan saat di WA namun kami tetap diusuruh untuk ke lokasi karena ada saudaranya yang punya kamar kosong untuk 2 hari. Oh iya, biasanya orang-orang booking via telp dan langsung transfer untuk DP. Untuk harga penginapan rata-rata RP. 300.000,00 - RP 500.000 permalam. Sudah include sarapan.
Memilih penginapan di Nusa Penida sebenarnya lumayan mudah jika kita sudah tahu caranya, karena sudah banyak penginapan dekat tempat wisata. Bila anda suka ketenangan saya sarankan untuk memilih lokasi yang jauh dengan jalan utama. Namun sayanganya kita akan kesulihatan mencari makan malam bila tempatnya jauh dari pusat keramaian. Saat itu saya memilih dekat pantai Crystal bay, meskipun jauh dari pusat keramaian yang menarik dari cottage ini adalah tempatnya tenang. Jalan unutk sampai lokasi cottage sudah bagus, namun sekira 1 km mendekapi cottage jalannya masih makadam. Jadi lumayan menantang, apalagi saat pulang malam, lampu jalan belum terpasang sempurna dengan semak-semak dan pohon kelapa di kiri kanan jalan serasa berada di Dunia lain.
Sayangnya untuk makanan kami sangat kurang referensi. Kami lupa bahwa Nusa penida adalah bagian dari Bali, makanan yang sering kami temui seringnya ada campuran daging babi. Hal ini tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi saya yang muslim. Untuk keamanan kami membeli makan ayam goreng lokal. Untungya kami menemukan warung makan jawa, penjualnya dari Banyuwangi harga lumayan murah. Soto dengan teh untuk 2 orang hanya habis Rp 40.000. murah dibanding makan di kota.
Setelah pulang dari tempat wisata kami melihat ada satu warung pinggir jalan dekat pasar, bila anda dari pelabuhan terus belok kanan, warung ini berada di kiri jalan. Warung lesehan yang sederhana penjualnya muslim dilihat dari kerudung yang dikenakan. Memang menunya tidak bervariasi hanya nasi campur lauk ayam atau telur, harganya hanya Rp. 10.000 perbungkus. Murah.
Banyak pilihan wisata di Nusa Penida, kebanyakan laut dan pantai. Jika kita tidak memiliki rencana yang jelas, hanya akan menghabiskan waktu dijalan atau tiba lokasi di waktu yang tidak tepat. Entah karena ramai atau momentnya tidak tepat. Seperti di hari pertama, kami tidak memiliki rencana yang baik, hanya menuju pantai yang dekat dari penginapan. Memang bagus pantainya namun pulangnya macet. Jadinya lama dijalan. Untungnya malam harinya kami sempat ngobrol dengan pemilik penginapan yang juga pemandu wisata. Beliau memberikan saran dan lokasi mana yang saya kunjungi dan sebaiknya pagi, siang, atau sore. Besoknya, kami berangkat pagi menuju Atuh Beach, kenapa memilih pagi, karena disana kalau pagi masih sepi dan ada banyak waktu semisal akan ke lokasi yang lain.
Ada satu hal yang seharusnya kami persiapkan mulai awal selain uang saku tentunya, ternyata ke Nusa Penida membutuhkan fisik yang baik. Banyak lokasi wisata yang harus menuruni tangga yang lumayan panjang. Hal ini tidak kami persiapkan sejak awal, sehingga begitu dari atuh beach kami tidak jadi turun ke diamon beach atau lokasi lain yang ekstrem. Kami memilih untuk ke pantai yang tidak memerlukan tenaga ekstra untuk sampai ke lokasi. Banyak pantai yang dekat dengan jalan raya dan berpasir putih. Pantai seperti itu yang akhirnya menjadi tujuan kami selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H