Lihat ke Halaman Asli

prisma susila

Semoga menghibur

Menulislah Maka Kau Akan Hidup Selamanya

Diperbarui: 21 Maret 2016   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Yah, malam ini merupakan sebuah pengembalian kebiasaan yang hampir hilang. ingat sekali dengan ini semua, bagaimana dosen saya, memberikan tugas untuk setiap hari menulis di kompasiana ini. Bahkan tugas ini harus dilakukan dengan dilakukan setiap minggu. Selama ini, saya sangat tidak tahu kenapa harus manulis, dan kenapa harus membaca dan kenapa harus berpendapat di muka umum. 

Dari beberapa pengalaman yang saya alami, dalam waktu kilah ini. Ternyata, orang yang paling diingat untuk waktu yang panjang adalah orang yang dapat menjalankan ketiga kebiasaan tadi. kebiasaan dimana, mengharuskan kita mencari, menyimpan, dan mengamalkan. bagaimana tidak ini semua dilakukan untuk menjadikan mahasiswa untuk berproses.

kenapa harus membaca, menulis, dan berpendapat?

1. Membaca

Membaca, salah satu kegiatan menyerap. Menyerap dalam artian, bahwa manusia diharuskan untuk menyerap setiap huruf, kata, makna, kalimat, dan arti dalam sebuah susuan kata. layaknya tumbuhan, tanpa menyerap maka keilmuan seorang anak manusia tidak akan tumbuh. Jika, dalam tumbuhan. Tumbuhan menyerap berbagai jenis hal yang mnjadi kebutuhannya. Mulai menyerap air dengan akar, menyerap udara melalu batang, menyerap cahaya melalui daun. 

Maka, manusia yang hidup seharunya juga melakukan itu, kaki menyerap gerak, tubuh menyerap udara, dan alat indera menyerap informasi. Jika dalam kehidupan, membaca tidak hanya menggunakan buku saja, namun juga menggunakan telinga, kulit, mulut, hidung dan mata. Selama unsur serp ini terpenuhi, maka hidup manusi berjalan dengan sadar. Jika tidak, maka manusia berada dalam keadaan ketidak sadaran. Dalam teori psikoanalisa, manusia yang sadar akan hidupnya adalah manusia yang menyadari setiap apa saja yang dia lakukan. selama kegiatan itu tdak terhabituasi maka maka dia dalam keadaan sadar.

2. Berpendapat

orang besar tidak akan lepas dari kegiatan untuk mengungkapkan pendapat. Bahkan semakin besar orang tersebut, maka semakin ditunggu pendapat orang tersebut. Ambil contoh, pendapat seorang presiden, dalam sebuah kasus atau kejadian yang dihadapi oleh suatu negara, maka pendapat presiden lah yang paling di tunggu dan paling memberikan pengaruh kehidupan negara tersebut. untuk menjadikan orang yang besar dan di tunggu untuk berpendapat, maka hal yang dilakukan adalah sering mengungkapkan setiap pendapat yang dimiliki. 

Dengan berpendapat, seseorang dapat menilai dirinya, dengan seberapa jauh pengaruh saya dalam kehidupan ini, atau bahkan seberapa bermanfaat kata-kata yang saya ucapkan dalam sebuah forum. Setelah mengetahui bagaimana kualitas diri dengan meilhat diterima atau tidak pendapat itu, maka yang harus dilakukan adalah untuk terus menjadikan diri semakin baru dan baru. dengan itu, pendapat kita selalu mengikuti jaman, namun juga tidak meninggalkan nilai-nilai kebenaran.

3. menulis

jika kamu bukan anak raja, maka menulislah. inilah kata dari seorang ulama besar. bagimana beliau sangat menjunjung nilai-nilai yang ada dalam kepenulisan. bagaimana tidak, seorang yang dapat dikatakan sebagai orang yang besar atau pintar ketika dapat menulis banyak buku. Apalagi buku yang dia tulis untuk banyak orang,ini lah yang seharunya dilakukan oleh setiap anak bamgsa, yang kalah jika dalah sebuah persaingan ada kkn. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline