Lihat ke Halaman Asli

Priska Monika Manik

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi UNS

Pengaruh Penggunaan Media Sosial bagi Anak di Bawah Umur

Diperbarui: 22 Oktober 2021   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Media sosial adalah sebuah media online yang digunakan oleh para penggunanya agar bisa dengan mudah berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Di Indonesia media sosial dicetuskan pertama kali pada tahun 2015. Perkembangan media sosial di Indonesia tak terlepas dari peran teknologi digital networking dunia. Pada saat ini media sosial sudah seperti kebutuhan pokok bagi banyak orang. Tidak hanya di kalangan remaja dan orang tua saja yang menggunakannya, bahkan anak di bawah umur juga sudah banyak yang menggunakan media sosial.

Apalagi semenjak adanya pandemi, penggunaan media sosial seakan membeludak, tidak hanya disatu platform tetapi diberbagai platform lainnya. Padahal penggunaan media sosial membatasi umur penggunanya yaitu minimal 13 tahun. Namun, pada kenyataannya anak di bawah umur pun sudah banyak yang memiliki media sosial.

Mengapa bisa demikian? Salah satu alasannya adalah karena mereka melakukan pemalsuan usia pada media sosial atau mungkin orang tua mereka yang mendaftarkan. Selain itu, anak-anak cenderung meniru orang dewasa di sekitarnya. Kurangnya pengawasan dari orang tua atau orang dewasa juga menjadi salah satu faktor mengapa anak-anak yang masih di bawah umur sudah memiliki media sosial.

Dalam penggunaannya, media sosial memiliki dampak negatif dan dampak positif. Salah satu dampak positifnya adalah banyak orang yang menggunakan media sosial untuk berbisnis, misalnya dengan cara mempromosikan dagangannya dengan memposting segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnisnya agar diketahui oleh banyak orang. Sehingga, jangkauannya menjadi lebih luas. Media sosial juga memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pertemanan, memudahkan kita untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting sehingga membuat kita tidak ketinggalan zaman, dengan media sosial kita juga dapat selalu berkomunikasi dengan saudara kita yang jauh. Pada masa pandemi saat ini, media sosial memiliki peran yang sangat penting.

Pandemi Covid-19 membuat sistem pembelajaran yang tadinya dilakukan secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran online sehingga media sosial sangat dibutuhkan. Biasanya guru atau dosen menyampaikan bahan pembelajaran seperti materi dan tugas melalui media sosial. Contohnya melalui aplikasi WhatsApp, Line, Telegram, Google Classroom, Zoom dan masih banyak lagi.

Dampak positifnya bagi anak di bawah umur adalah mereka dapat mengakses video edukasi tentang materi yang belum mereka pahami ataupun video pembelajaran lainnya yang dapat menambah wawasan mereka. Pembelajaran yang dilaksanakan secara online semakin lama semakin membosankan. Sehingga, mereka juga bisa mendapatkan hiburan dari penggunaan media sosial, misalnya dengan bermain game, menonton video lucu, dan masih banyak lagi. Tentunya, untuk anak yang masih di bawah umur harus selalu dalam pengawasan orang dewasa atau orang tua. Hal ini dikarenakan dalam media sosial apapun bisa muncul, baik itu konten dewasa ataupun iklan-iklan yang tidak senonoh.

Tak hanya memiliki dampak positif, ternyata media sosial juga memiliki dampak negatif loh. Dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial tidak hanya merugikan penggunanya saja, tetapi juga bisa merugikan banyak orang. Ini dia beberapa dampak negatif yang ditimbulkan media sosial terutama untuk anak di bawah umur:

  • Malas

Seseorang akan menjadi malas untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar karena terlalu asyik bermain sosial media. Biasanya anak di bawah umur yang baru mengenal sosial media akan menjadi malas untuk belajar dan membuatnya tidak mengerti dengan yang diajarkan guru.

  • Tidak Peduli Lingkungan

Terlalu asyiknya seseorang bermain media sosial terkadang membuat orang tersebut tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya. Misalnya, pada saat orang tua kita memanggil untuk meminta bantuan, terkadang kita akan beralasan sibuk sehingga orang tua kita tidak jadi meminta tolong. Padahal, kenyataannya kita hanya sedang asyik bermain media sosial dan tidak mau diganggu.

  • Sulit Berkomunikasi

Akibat terlalu asyiknya bermain sosial media membuat kita menjadi malas untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitar kita. Biasanya, karena kemalasan tersebut kita jadi sulit berkomunikasi dengan orang lain bahkan keluarga kita sendiri dan itu membuat kita tampak seperti introvert dan individualisme.

  • Terganggunya Psikologis dan Mental pada Anak

Penggunaan media sosial yang berlebihan nyatanya juga dapat berpengaruh pada psikologis dan kesehatan mental anak. Munculnya gangguan kecemasan bahkan depresi yang ditimbulkan dari penggunaan sosial media yang berlebihan. Biasanya, hal ini terjadi karena sang anak sering melihat pem-bullyan pada sosial media atau mungkin anak tersebut menjadi korban pem-bullyan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline