Aktivitas masyarakat kota yang sangat sibuk berdampak pada berbagai hal dalam kehidupan khususnya dalam diri anak-anak dalam masa pertumbuhannya. Anak-anak yang datang ke sekolah dengan segala permasalahan yang dibawanya dari keluarga. Anak- anak bukanlah robot yang dapat dikendalikan oleh user. Seorang anak tidak hanya memerlukan kecukupan dalam hal berpakaian, bersekolah di sekolah yang mahal tetapi anak-anak perlu dipahami sebagai manusia kecil yang bertumbuh dengan segala emosi, bakat dan talenta yang dimilikinya. Untuk mencapai keberhasilan dalam dirinya tentunya banyak membutuhkan bantuan dan campur tangan khususnya dari orangtua sebagai orang pertama dikenalnya ketika mereka dilahirkan. Seorang anak pastinya juga membutuhan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Hal ini adalah potret keadaan yang dialami oleh beberapa anak-anak di lingkungan sekolah.
Mari kita mengenal Abraham Maslow sebagai adalah seorang psikolog Amerika yang merupakan pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow menangkap kompleksitas perilaku manusia seperti gambaran potret yang terjadi pada beberapa anak-anak di dalam dunia pendidikan melalui teori pengkondisian (conditioning theories). Lebih lanjut Maslow menjelaskan gagasannya melalui Hierarki Kebutuhan atau dikenal sebagai Maslow's Hierarchy of Needs.
Maslow's Hierarchy of Needs digambarkan melalui piramida dengan 5 tingkatan. Kebutuhan pada tiap tingkt harus dipenuhi sebelum beralih ke tingkatan yang lebih tinggi. Mari kita melihat lebih detail ke tiap tingkatan Maslow's Hierarchy of Needs dari tingkatan yang terbawah.
1. Psychological Needs
Tingkatan terendah seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal tergolong sebagai kebutuhan dasar yang tentunya perlu dipenuhi oleh tiap orang. Pada khususnya anak-anak tentunya berhak untuk mendapat pemenuhan pada tingkatan dasar tersebut. Walaupun kita tidak dapat menutup mata bahwa masih banyak anak-anak di Indonesia yang tinggal di panti asuhan ataupun bahkan dijalanan belum mendapat pemenuhan akan kebutuhan fisiologis tersebut. Pada dunia pendidikan ketika anak-anak yang tinggal di panti asuhan belajar bersama dengan anak-anak yang lain tentunya kan terjadi perbedaan karakter yang sangat mencolok serta rendahnya motivasi belajar jika pada tahapan kebutuhan dasar mereka belum dipenuhi.
2. Safety Needs
Jika kebutuhan pada tingkatan terendah telah terpenuhi, maka dapat beralih kepada tingkatan kebutuhan diatasnya yaitu rasa aman. Rasa aman pada anak-anak bermula dari lingkup keluarga, lingkungan sekitar sampai ke lingkungan sekolah. Peran orangtua dan pendidik di sekolah juga terlihat pada pembiasaan yang akan menciptakan suatu keteraturan dalam diri anak-anak. Kebutuhan akan rasa aman juga tergolong dalam kebutuhan dasar bagi anak-anak.
3. Love Needs
Tingkatan kebutuhan pada tahap selanjutnya yaitu kebutuhan sosial. Anak-anak membutuhkan kasih sayang dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika berada di sekolah anak- anak akan dapat membangun relasi yang baik dengan teman-temanya maupun dengan guru jika mereka mendapat kasih sayang yang cukup. Namun jika kebutuhan akan kasih sayang belum dimiliknya, anak-anak akan mengalami kesulitan ketika harus membangun relasi dengan teman- temanya maupun guru di sekolahnya. Tingkatan tersebut tergolong sebagai kebutuhan psikologis.