Lihat ke Halaman Asli

Priscilia Panti Meyrina

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mimpi Itu "Kompas" Pembentuk Diri

Diperbarui: 8 Oktober 2023   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi live the dream. Sumber: Pexels/Brett Jordan

Seseorang pernah memberi selembar kertas yang bertuliskan quote dari Kobe Yamada: Follow your dreams they know the way. Membacanya quote ini membuat saya merenungkan ‘apakah benar bahwa mimpi yang saya miliki akan menjadi ‘kompas’ yang menuntun saya kepada mimpi itu sendiri?’ Nyatanya ketika beranjak dewasa kita terkadang takut bermimpi karena dihantam dengan realitas yang ada. 

Keadaan ini yang membuat saya kembali berada di zona nyaman. Berada di zona nyaman terlalu lama, membuat saya susah untuk berubah. Perubahan menjadi sebuah ‘ancaman’ tersendiri dan ketakutan akan meraih mimpi. Dan baru belakangan ini, quote tersebut membawa saya melihat dan merefleksikan mimpi saya di masa kecil hingga profesi yang sekarang saya jalani.

Kebahagiaan masa kecil

Di masa kecil, saya sangat senang menonton kartun dan seri animasi yang tayang di layar kaca. Rasa senang yang saya dapatkan menumbuhkan mimpi saya untuk dapat membuat film animasi. Saya berfikir bahwa menyenangkan sekali dapat membuat film animasi yang membagi kebahagiaan pada orang lain.

Mimpi tersebut ternyata membentuk saya untuk berlatih menggambar setiap hari. Saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar hingga di bangku kuliah, saya menghabiskan waktu dengan menggambar.  

Dari kegiatan menggambar ini saya merasakan kebahagiaan yang besar. Terlebih lagi saya berkuliah di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, hal ini membuat saya merasa semakin dekat dengan impian saya.  

Zona nyaman yang membuat ‘terkurung’

Sumber: Karya Pribadi

Walaupun memiliki Impian, tak serta merta membuat saya berprofesi seperti impian saya tersebut. Tahun 2014 – 2022 saya bekerja sebagai digital strategist. Profesi yang sangat jauh dari Impian masa kecil saya. Tujuh tahun menjalani menjalani profesi ini membentuk kenyamanan baru bagi saya. Kebiasaan menggambar pelan-pelan menghilang dan tergantikan dengan mengamati konten-konten di media digital sebagai amunisi saya dalam bekerja.

Akhir-akhir ini, saya menyadari bahwa berada di zona nyaman pun tidak membuat saya betah atas sesuatu yang nyaman dan monoton ini. Saya merasa membutuhkan perubahan-perubahan supaya tidak jenuh, kaya akan ide, dan produktif. Dan yang terpenting adalah zona nyaman membuat nyala ‘api’ dalam diri saya mulai meredup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline