Lihat ke Halaman Asli

Metaverse dalam Dunia Jurnalisme, Akankah Berhasil?

Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Asosiasi Digital Marketing Indonesia

Metaverse ramai diperbincangkan publik sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg melakukan rebranding platform media sosial yakni Facebook untuk memberi sinyal serta mendatangkan ide-ide ultra modern dengan sebutan metaverse.

Facebook juga mengalami pergantian nama menjadi Meta Platform Inc pada 2021 lalu (Indrata, 2022). 

Banyak gagasan terkait pemanfaatannya merambah ke berbagai sektor kehidupan salah satunya di bidang jurnalisme.

Praktik dari perkembangan jurnalistik didistribusikan dalam realitas lain melalui dunia virtual atau meta dengan inovasi canggih layaknya di dunia fiksi. 

Contohnya bagaimana jurnalis membawa pemirsanya seolah-olah hadir di tempat kejadian perkara atau dikenal dengan virtual reality  ketimbang  melihat gambar maupun video yang hanya ditampilkan di layar. 

Selain itu informasi digital yang seolah-olah muncul di dunia nyata melalui perangkat Augmented Reality 

Perkembangan metaverse terjadi karena kemajuan teknologi digital dibidang komunikasi yang semakin pesat dan canggih sehingga mampu menciptakan dunia kedua dengan karakter yang serupa dengan dunia nyata. 

Mengenal Metaverse 

Istilah metaverse pertama kali dikenalkan dan diciptakan oleh Neal Stephenson Dalam novelnya yang berjudul Snow Crash pada tahun 1992, terkait dunia virtual 3D.

Mark Zuckerberg mendefinisikan metaverse dengan lingkungan virtual dimana bisa dimasuki daripada hanya sekedar melihat layar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline