Lihat ke Halaman Asli

Prio Hartono

Grapich Designer

AVIECENNA: Warisan Ilmu, Kedokteran, Filsafat

Diperbarui: 3 Agustus 2024   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ibnu-sina-filsuf-muslim-jago-sains-hingga-guru-para-dokterInput sumber gambar

Ibnu Sina, yang juga dikenal dengan nama Latin "Aviecenna," beliau adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter Muslim yang hidup pada abad ke-10 hingga ke-11 Masehi. Beliau lahir sekitar tahun 980 di dekat Bukhara, Iran (sekrang di Uzbekistan) Ibnu Sina (Aviecenna) meninggal pada tahun 1037 di Hamdan, Iran. Ibnu Sina terkenal dengan banyak kontribusinya dalam bidang filsafat Aristoteles dan kedokteran.

Sebagai seorang dokter, Ibnu Sina menulis "The Canon of Medicine" yang menjadi karya standar dalam bidang kedokteran untuk waktu yang lama. Dia juga menjabat sebagai dokter bagi beberapa sultan dan dua kali menjabat sebagai wajir. Selain itu, Ibnu Sina juga dikenal atas ensiklopedia filsafatnya yang besar, "The Book of Healing."

Beliau juga dikenal sebagai seorang ilmuwan Islam yang brilian dalam berbagai disiplin ilmu. Dia membuat kontribusi secara signifikan dalam bidang matematika, astronomi, kimia, fisika. Karya-karya beliau sangat membantu memajukan pemahaman ilmiah pada zamannya dan memberikan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.

Salah satu kontibusi paling terkenal Ibnu Sina adalah "The Canon of Medicine," sebuah ensiklopedia medis komperehensif. Karya ini tidak hanya menjadi standar dalam kedokteran islam selama berabad-abad, akan tetapi juga memengaruhi praktik kedokteran di Eropa. Ibnu Sina dianggap sebagai salah satu bapak kedokteran modern dan pendukung utama metode klinis dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.

Seabagai seorang filsuf, Ibnu Sina (Aviecenna) dianggap sebagai salah satu pemikir terbesar sejarah dalam tradisi filosofis islam.  Dan Karya-karya beliau dalam bidang metafisika, epistemologi, logika, dan etika telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pemikiran filosofis. Ibnu Sina (Aviecenna) juga mencoba untuk menyatukan pemikiran Aristoteles dengan ajaran Islam, menciptakan sintesis yang unik dalam pemikiran filosofis setiap perjalanan beliau dizamanya.

Dengan warisan  yang amat sangat luas dan sangat mendalam dalam ilmu, kedokteran, dan filsafat, Ibnu Sina (Aviecenna) telah meninggalkan beragam jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah intelektual dunia. Kontribusinya yang beragam dan progresif telah memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, kedokeran, dan pemikiran filosofis hingga masa kini.

Jauh sebelum para pemikir Barat membicarakan soal urutan planet di tata surya, Ibnu Sina (Aviecenna) sudah secara lebih dulu berargumentasi bahwa Venus lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Bumi. Beliau juga menemukan eksperimen "The Floating Man" yang menjadi pembuktian argumentasi soal jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline