Lihat ke Halaman Asli

"Menikmati Hidup"

Diperbarui: 21 September 2018   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu saya sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan teknik mesin,yang saya harapkan setelah lulus langsung kerja di pabrik yang sesuai dengan jurusan mesin.

Di karenakan cari pekerjaan sangat susah,setelah lulus sekolah sempat menjadi pengangguran selama 4 bulan.
Dan akhirnya ada tawaran pekerjaan di "Bengkel Las" Jakarta tapi waktu itu gajinya 15 rb/hari,tanpa basa basi saya langsung berangkat ke jakarta.
Nggak terasa sudah berjalan 1 tahun tapi tidak ada peningkatan gaji,ya sudah akhirnya saya pulang kampung.

Istirahat 1 minggu ada penawaran kerja lagi jadi "Kuli Bangunan" dan saya jalani hingga 2 tahun lamanya.

Setelah proyek sepi ada lowongan kerja jadi "Sales Marketing" di sebuah perusahaan rokok yang belum terkenal yang baru louncing di Kota Madiun,awalnya saya ragu karena sama sekali tidak punya keahlian di bidang marketing.Dengan hanya modal niat bekerja Alhamdulillah semua kesulitan-kesulitan terlewatkan.Dan itupun nggak terasa berjalan selama 4 tahun.
Nggak lama kemudian pabrik rokok tersebut tutup,dan saya pindah kerja di pabrik rokok baru juga dengan posisi yang sama.Saya jalani selama 3 tahun dan pabriknya tutup juga hehee...

Setelah itu saya bekerja di salah satu "Toko Mebel" terkenal di kota madiun jadi marketing lagi.Setelah berjalan hingga 3 tahun saya mengalami musibah kecelakaan sampai pegelangan tangan kiri saya patah tulang,dan sangat terpaksa saya resign dari pekerjaan tersebut.
Sempat saya putus asa mau kerja dimana,saya sadar diri dengan kondisi cacat tangan kiri saya.
Di perusahaan manapun tidak bakal menerima saya dalam kondisi cacat tangan,dan pastinya kinerja saya tidak maksimal.

Kurang lebihnya selama 1 tahun dirumah nggak ada kegiatan sama sekali,di karenakan masih masa pemulihan bekas patah tulang.
Dan Alhamdulillah berawal dari iseng-iseng otak atik nggak jelas bikin mainan dari limbah sampah apa saja,hanya dengan tujuan pelemasan masa pemulihan patah tulang sambil mengisi waktu kosong.

Dengan berjalannya waktu tanpa terasa koleksi mainan saya menjadi banyak dengan berbagai bahan.
Dan waktu itu nggak tahu kenapa tiba-tiba saya punya inspirasi memakai bahan bambu.Dan dari sinilah akhirnya rasa putus asa saya mulai hilang.Setiap hari terus berkarya dan Alhamdulillah respon dari teman-teman sekitar maupun media sosial sangat baik.
Biarpun hanya sebuah galeri kecil yg saya namakan "Pring Madiun" (kerajinan bambu)" ini adalah sebuah anugerah terindah dari Allah SWT yang terus saya perjuangkan.

Entah besok,lusa,minggu depan,bulan depan,dan tahun depan saya mau jadi apa,saya juga tidak tahu.

Menikmati hidup dan biar berjalan dengan sendirinya.Semua pasti ada hikmahnya dan banyak-banyak bersyukur saja.

(zink_ae//pm//mk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline