Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Dengan Sepenuh Rindu, Kepada Banyuasinku

Diperbarui: 30 April 2023   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujung Tanjung di Banyuasin. Dokumentasi pribadi.

Dengan sepenuh rindu,

Kepada Banyuasinku...

Aku mencoba memahamimu, menjadi sesuatu yang berada di dekat pusat perhatian tentu tak mengenakkan.

Semua orang memandang Palembang, dan mengalirkan sebagian besar sumber daya ke sana. Kota yang besar itu semakin berkembang. Sementara kau tetap terbelakang.

Bila orang-orang luar bertanya padaku, di mana kampung halamanku, tak ada yang mengenalmu. Aku seringkali tertatih, berpura-pura menyebut Palembang sebagai kampung, tetapi hati perih, karena ia tahu di mana rindu sebenarnya tersauh. Padamu, Banyuasinku!

Baru-baru ini riuh pembahasan mengenai kemiskinan ekstrem. Ada sisi yang tak kumengerti, kenapa ada pendengung dilibatkan untuk membahas isu tersebut. Kalau mau cara kilat, berikan saja bantuan langsung tunai ke orang-orang miskin daripada ke para pendengung (buzzer). Isu itu membuatku teringat padamu, Banyuasinku. Angka kemiskinanmu, meski turun, masih tetap lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Bagaimana caranya keluar dari jerat kemiskinan, Banyuasinku? Ada satu cara, yang berkesinambungan, tak instan. Cara itu adalah pendidikan. Intervensi pemerintah pada "pasar pendidikan" tentu saja dibutuhkan sehingga semua masyarakat Banyuasin dapat merasakan pendidikan yang berkualitas.

Seperti apa pendidikan yang berkualitas itu, Banyuasinku? Salah satunya ialah ketika sekolah-sekolah yang berada di Banyuasin memiliki heritage.

Soal heritage ini, aku jadi teringat sebuah wawancara Jose Mourinho. Ia diserang wartawan ketika ditanyakan kondisi Manchester United saat masih melatih di sana. Mou, begitu ia dipanggil mengatakan, "Ketika aku datang di Madrid, ada berapa pemain yang mencapai perempat final Liga Champion? Lalu lihat Manchester United? Itulah Football Heritage!"

Heritage yang dimiliki sekolah-sekolah adalah manakala sekolah-sekolah tersebut terbukti menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk tingkat SMA/SMK, ialah murid-muridnya diterima di perguruan tinggi ternama di Indonesia. Ketika mereka berhasil kuliah di sana, lulus menjadi sarjana, mereka punya kesempatan mencari pekerjaan dan penghidupan yang jauh lebih layak. Memperbaiki nasibnya dan keluarganya. Tugas pemerintah daerah adalah membantu ke arah sana, meski ya, secara kewenangan, pemerintah daerah (kabupaten) membawahi SD dan SMP saja, sementara SMA/SMK di bawah pemerintah provinsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline