Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Pelajaran Meminta Maaf

Diperbarui: 29 April 2023   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: School of Parenting

Pernahkah kita mengajarkan cara meminta maaf yang baik kepada anak-anak kita? Pertanyaan itulah yang menjadi ide awal dari sebuah puisi yang kubuat tahun 2018 lalu. Puisi itu kunaikkan di Kompasiana dan menjadi Artikel Utama. Begini isinya:

Sambil mengerjakan pekerjaan rumah  
pelajaran berikutnya, ia menunggu gurunya datang
Sebab ilmu baru akan segera ia kenali, sebuah
cara sederhana meminta maaf

Seumur hidup, ia tak pernah mengatakan itu
Teman-temannya yang ia benci begitu mudah
mengucapkan maaf setelah puas saling menyakiti
Ayahnya di rumah, kerap pulang dengan raut marah
Tapi tak pernah mengucapkan maaf pada ibunya yang ramah

Ia berterima kasih pada pemerintah
yang membuat kurikulum baru, pelajaran meminta maaf
Ia betul-betul ingin tahu arti maaf sebenarnya
Bagaimana seharusnya meminta maaf, apa kata yang perlu
diucapkan terlebih dahulu, bolehkah berkata maaf
sambil tersenyum, ataukah memang harus terpiuh-piuh
berurai air mata, sambil mengaduh-aduh

Sambil mengerjakan pekerjaan rumah
pelajaran berikutnya, ia belajar mengartikan debar
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan
Tetapi, guru yang ia tunggu tak datang-datang
Lonceng berdentang, pelajaran meminta maaf
tertinggal dalam bayang-bayang

Hari itu, ia tak yakin benar-benar ada orang tulus
meminta maaf, ia tak percaya orang bisa
mengakui kesalahan, sambil membuka silabus
pelajaran berikutnya: pelajaran memberi maaf.

(2018)

Serius, tidak mudah mengajari anak-anak mampu mengucap maaf. Pada awalnya, ada keengganan seakan berat sekali bibir berucap. Di situ, sebagai orang tua, aku malah belajar, seorang anak yang polos menunjukkan memang pada dasarnya sangat sulit untuk mengakui diri kita salah. Kata maaf yang terlontar dari bibir orang dewasa, yang tampaknya mudah diucapkan, justru lebih berpotensi palsu. Sebaliknya, anak-anak yang tidak berpikir rumit, menunjukkan bahwa meminta maaf itu sulit sekali. Dan ketika mampu meminta maaf, berarti kita bersedia menundukkan ego kita, menyadari kesalahan yang kita perbuat.

Lalu bagaimana caranya mengajari anak-anak agar mampu meminta maaf?

Pertama, seringkali anak-anak belum mengerti ada kesalahan yang ia perbuat. Sebagai orang tua, kita perlu menjelaskan perbuatannya: bagian mana yang salah dan alasan kenapa itu salah. Meski tampak belum mengerti, jangan ragu untuk menjelaskan dengan detail mengenai sebab dan akibat perbuatannya tersebut.

Namun, yang perlu diingat adalah jadilah orang tua yang demokratis. Kita juga perlu mendengarkan versi kejadian dari anak-anak kita. Bisa jadi kita yang keliru dalam mempersepsikan perbuatan sang anak. Bila memang salah, sebagai orang tua, kita tidak perlu memakluminya. Katakan yang salah itu salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline