Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Disiplin Kelola Keuangan Lewat Aplikasi Keuangan

Diperbarui: 15 Maret 2022   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yamaha Lexi. Sumber: Kumparan

Motor yang kuimpi-impikan itu akhirnya miliku. Yamaha Lexi. Meski bekas, aku cukup bahagia. Motor itu akan menemaniku mengarungi perjalanan dari Sawangan ke Jakarta selama aku bekerja (WfO). Masa pandemi begini rasanya tidak nyaman lagi naik KRL Jabodetabek. Insecure rasanya berada di keramaian.

Sebenarnya sudah jauh-jauh hari aku ingin punya motor baru. Namun, keuanganku belum mencukupi. Pilihanku waktu itu menabung terlebih dahulu. Dan aku memilih menggunakan tabungan berencana lewat aplikasi sebuah bank plat merah. Alhamdulillah, meski harus menunggu sekian bulan, akhirnya dana itu terkumpul.

Belakangan aku baru tahu, ada alternatif lain bila tak sabar menunggu waktu mengumpulkan dana itu. Lewat Adiraku, kita bisa melakukan kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. Aku sudah mengunduh dan mendaftarkan diri, dan kulihat di sana, tidak hanya motor baru, kita juga bisa membeli motor bekas. 

Adiraku sudah terhubung dengan Momotor yang membuat kita lebih leluasa dalam bertransaksi motor. Bahkan lewat aplikasi tersebut kita bisa melakukan transaksi tukar tambah dan jual cepat juga lho.

Pilihan untuk menabung terlebih dahulu atau melakukan kredit itu tidak ada benar dan salah. Semuanya tergantung konteks situasi yang dialami. Misalnya aku, pada mulanya, volume WfH-ku masih banyak dibandingkan WfO. Jadi aku masih bisa berjuang untuk naik DAMRI dari Sawangan ke Juanda. Hanya satu kali seminggu. Namun berbeda ketika situasinya aku sudah harus banyak WfO, tentu kebutuhanku punya motor lebih besar.

Ketika kebutuhan itu mendesak dan kita tidak punya uang tunai, kredit menjadi pilihan yang lebih baik.

Namun, jangan lupakan juga mengenai manajemen keuangan kita. Menabung atau kredit itu punya konsekuensi di dalam manajemen keuangan rutin kita. Saya pribadi meneraplan golden ratio berikut ini:

Golden rasio manajemen keuangan. Sumber: Catatanpringadi.

Rasio untuk pos-pos itu adalah 40 : 30 : 20 : 10

  • 40% diperuntukkan untuk kebutuhan operasional rumah tangga, mulai dari kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah, bensin, hingga pulsa dan listrik.
  • 30% diperuntukkan untuk cicilan yang bersifat produktif. Dalam hal ini cicilan tersebut boleh saja berupa cicilan rumah atau tanah karena nilainya yang tidak mungkin berkurang. Bisa juga berupa cicilan untuk modal usaha.
  • 20% diperuntukkan untuk investasi, asuransi, atau tabungan terencana.
  • 10% sisanya digunakan untuk dana sosial, having fun, dan dana darurat.

Di sini, harus diperhatikan betul bahwa sebisa mungkin total cicilan yang kita miliki tidak lebih dari 30%. Kalau penghasilan kita 10 juta/bulan, cicilan itu maksimal 3 juta/bulan. Bisa digunakan untuk cicilan rumah atau kendaraan bermotor. Nilai cicilan yang lebih besar porsinya bisa menyebabkan kerentanan keuangan keluarga kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline