Ya, Kopi Tubing juga menawarkan suasana persawahan. Jalanan dari kayu dibangun di atas sawah-sawah itu dengan beberapa tempat duduk, ayunan, bagi yang ingin menikmati alam terbuka.
Lebih dari itu, Kopi Tubing terletak di sisi sungai Cikuluwung. Sungai ini pun ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk river tubing. Jalurnya sudah diatur khusus, meski secara jarak relatif pendek.
Mengendarai motor, aku ke Kopi Tubing. Letaknya memang cukup jauh dari pusat kota Bogor. Searah dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kopi Tubing berada lebih ke arah Curug Kiara, Curug Walet, dan Curug Cikuluwung. Lewat jalan beraspal yang sudah rusak-rusak, kita akan menemukan Kopi Tubing berada di turunan berjembatan di atas Sungai Cikuluwung. Dari rumahku di Citayam, jaraknya sekitar 45 km.
Berapa tiketnya?
Ya, masuk Kopi Tubing harus membayar tiket Rp21.000 per orang. Anak-anak di bawah 5 tahun gratis. Dari tiket masuk itu, kita bisa menukarkan Rp10.000 untuk membeli makanan/minuman di kafenya.
Untuk tubingnya sendiri, seharga Rp55.000 sejauh 200 meter saja untuk 2 kali putaran. Jangan khawatir, perlengkapan keamanan sudah sesuai standar. Petugas pun mengawasi dengan profesional. Sesudah menaiki ban, kita pun boleh berenang di sungai dengan pengawasan dari petugas.
Nah, harga makanan/minumannya mungkin terbilang mahal untuk di kampung. Rata-rata di atas Rp30.000. Kopi susunya saja Rp29.000 belum pajak.
Namun, sebenarnya, dengan suasana dan fasilitas yang ada, beserta profesionalisme para pegawainya plus pelayanan primanya, harga segitu setimpal.
Disarankan datang pada hari kerja, sebab kalau akhir pekan ramainya ampun-ampunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H