Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Tak Akan Ada Lagi Malam Ajaib dalam Format Baru Liga Champion

Diperbarui: 14 Agustus 2020   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribunnews

Malam menakjubkan di Anfield. Itulah yang akan selalu pencinta sepak bola ingat. Liverpool yang dalam pertemuan pertama takluk di tangan Barcelona berhasil membalikkan keadaan di Anfield. Skor telak. Tanpa Salah pula.

Namun, comeback seperti itu, seperti yang pernah juga dilakukan Barcelona terhadap PSG, Deportivo La Coruna pada AC Milan, tidak akan terjadi pada babak perempat final Liga Champion dan seterusnya.

Ya, pihak penyelenggara memutuskan format baru mulai babak perempat final. Tidak ada lagi laga kandang dan tandang. Satu pertandingan seperti final.

Hal itu dianggap lebih efisien ketimbang menggelar dua pertandingan, yang masih tanpa penonton, selain mengejar waktu keteetinggalan akibat jeda saat pandemi masih menyengat tak terkendali.

Bagaimana hasilnya?

Dua pertandingan sudah digelar. Pertama, keajaiban Atalanta terhenti di tangan PSG. Sempat unggul 1-0 lebih dulu, tim asal Bergamo itu diamuk Neymar Ke, dkk. Keadaan berbalik dalam tiga menit menjadi 1-2 untuk kemenangan PSG.

Uniknya, dalam pertandingan yang digelar di tempat netral itu, Atalanta kehilangan pemain andalannya. Josip Ilicic pulang ke Slovenia. Dia membawa anak dan keluarganya. Salah satu faktor yang diduga membuat Josip Ilicic mengambil langkah ini adalah depresi.

Tanpa Josip Ilicic, Atalanta sebenarnya bermain solid di babak pertama. Sayangnya, rasa haus PSG yang meski bermain tanpa Mbappe harus memupuskan mimpi Atalanta itu.

Keadaan ini bisa saja berbeda manakala format liga tidak berubah. Sebab, Atalanta sangat kuat di Bergamo.

Dalam pertandingan lain, semalam RB Leipzig mengejutkan semua pihak dengan menyingkirkan Atletico Madrid yang sudah menyingkirkan Liverpool. Hal ini menunjukkan Nagelsmann adalah pelatih jenius. Proses gol pertama Leipzig menunjukkan kelas permainan yang melibatkan 18 kali umpan dari kaki ke kaki sebelum bola dilesakkan ke dalam gawang.

Hal ini menunjukkan tradisi tim Spanyol hampir selalu kesulitan tiap kali melawan tim Jerman. Kedigdayaan tim Jerman itu biasanya baru bisa ditumbangkan apabila melawat ke kandang tim Spanyol, yang tidak kita jumpai dalam format baru ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline