Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Ngabuburit Baca Puisi

Diperbarui: 4 Mei 2020   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Posma Baca Puisi di Acara Kompal

Apa yang bisa dilakukan saat menunggu berbuka? Ngabuburit dengan cara apa di masa pandemi ini?

Mau nongkrong ke kafe nggak bisa. Mau jalan ke mal apalagi, mal sudah tutup semua. Kita hanya bisa di rumah. Fokus ibadah.

Beberapa penyair beberapa waktu lalu menggalang inisiatif membaca puisi lewat aplikasi Zoom. Dunia maya diubah menjadi panggung penyair. Seperti membacakan puisi di Malam Puisi.

Namun, aku sulit ikut serta sebab sinyal di rumahku terbilang jelek. Tidak ada ISP yang masuk di daerah perbatasan Depok dan Bogor. Hanya mengandalkan internet ponsel yang kuotanya terbatas. Di daerah sulit sinyal hanya provider yang kuotanya mahal yang bisa kuat videoan. Dan kuota itu kusimpan buat rapat di kantor.

Tapi rasanya hasrat ingin baca puisi itu selalu ada. Jadilah kadang-kadang aku "memaksa" anakku buat ikut-ikutan baca puisi lalu mengunggahnya ke Youtube.

Setidaknya selama work from home ini ada 3 puisi yang sudah kami unggah ke Youtube. Dia cuma mau baca 1. Puisinya Subagio Sastrowardoyo yang berjudul Salam kepada Heidegger yang sudah kuunggah beberapa waktu lalu videonya di Kompasiana.

Bersama Komunitas Sastra Keuangan sempat juga merekam sebuah puisi, namun itu sebelum puasa. Judulnya Dalam Sajak Ini Kita Sulit Bersatu. 

Puisi ini dilatarbelakangi physical distancing yang sekarang kita alami.

Sekarang, ada lagi satu kolaborasi yang tengah dirancang. Kolaborasi ini akan memadukan puisi dan musik. Temanya juga masih soal pandemi. Puisinya akan menceritakan tentang perjuangan pegawai yang tidak semuanya bisa bekerja dari rumah. Sebab, perihal pencairan dana ada yang tidak bisa diwakilkan. Hal ini menyebabkan ada yang berjuang tetap bekerja dari kantor.

Seperti inilah puisinya:

Aku sebenarnya tak pernah rela
Membiarkan negara dipeluk kesepian
Seolah sendiri, berdiri di sudut ruangan
Bersikap tegar, meski kabar buruk
Demi kabar buruk menghajar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline